CIREBON. Walaupun tak segemerlap Jakarta atau kota besar lainnya, akan tetapi kemasyhuran Kota Udang Cirebon telah sampai ke telinga dunia. Lantaran, di kota ini tersimpan banyak potensi sentra usaha masyarakat berskala dunia.
Sebut saja sentra batik di Desa Trusmi, Plered. Atau sentra udang di beberapa kabupaten di pesisir Cirebon. Dan, sentra produksi mebel dari rotan. Sayangnya, beberapa sentra industri
seperti udang dan rotan sedang mengalami masa sulit saat ini.
Sentra rotan di Cirebon sendiri tersebar di enam kecamatan. Sebut saja di Kecamatan Weru, terutama di desa tegalwangi. Kemudian di Kecamatan Plered, di desa Tegalsari. Lainnya, ada di Kecamatan Plumbon, Sumber, Depok dan Palimanan. Dari kecamatan-kecamatan tersebut, setidaknya 80% ekspor kerajinan rotan nasional dihasilkan. Diikuti oleh sentra rotan di Jepara dan Sukoharjo, di Jawa Tengah.
Tak berlebihan sekiranya bila sentra rotan Cirebon digolongkan sebagai sentra rotan terbesar di Indoensia dengan total ekspor kerajinan rotan sebesar 47,7 ton atau senilai USD 121, 66 juta menurut data Asosiasi Industri permebelan dan kerajinan Indoensia (Asmindo) pada tahun 2007 silam.
Pada masa jayanya, sentra rotan di Cirebon mampu mengekspor sekitar 3000 kontainer sebulan. Pada saat itu, rotan Cirebon menguasai 90% pasar dunia. Kini, sentra ini hanya mampu mengekspor sekitar 75 sampai 150 kontainer sebulan.
0 comments:
Post a Comment