<data:blog.pageTitle/> <data:blog.pageName/>
Showing posts with label Seputar Cirebon. Show all posts
Showing posts with label Seputar Cirebon. Show all posts

Wednesday, March 23, 2011

PARAH SEKALI BANJIRNYA

CIREBON- Banjir yang menggenangi Kota Cirebon Sabtu (11/3) dini hari khususnya di Karanganom Kelurahan Pegambiran Kecamatan Lemahwungkuk, ternyata hingga kemarin (12/3) sore masih belum kunjung surut. Ratusan rumah terendam banjir.
Pantauan Radar di Karanganom, banjir yang merendam rumah warga seakan tidak mau surut, bahkan warga yang rumahnya terendam terlihat hanya bisa pasrah karena tidak tahu harus berbuat apa untuk mengatasi banjir.
Bunari, warga RT 01 RW 08 Karanganom yang rumahnya terendam  mengungkapkan, banjir terjadi Sabtu (11/3) dini hari sekitar pukul 00.00. Meski air hujan mulai masuk ke rumah, saat itu dirinya belum begitu was-was. Malah anak istrinya tetap tidur di atas tempat tidur. Namun kondisi tersebut tidak bertahan lama, sekitar pukul 03.00, tiba-tiba air yang sudah masuk ke rumah meluap hingga setengah meter. Praktis seluruh isi ruangan di rumahnya terendam banjir.
Readmore »

PARAH SEKALI BANJIRNYA

CIREBON- Banjir yang menggenangi Kota Cirebon Sabtu (11/3) dini hari khususnya di Karanganom Kelurahan Pegambiran Kecamatan Lemahwungkuk, ternyata hingga kemarin (12/3) sore masih belum kunjung surut. Ratusan rumah terendam banjir.
Pantauan Radar di Karanganom, banjir yang merendam rumah warga seakan tidak mau surut, bahkan warga yang rumahnya terendam terlihat hanya bisa pasrah karena tidak tahu harus berbuat apa untuk mengatasi banjir.
Bunari, warga RT 01 RW 08 Karanganom yang rumahnya terendam  mengungkapkan, banjir terjadi Sabtu (11/3) dini hari sekitar pukul 00.00. Meski air hujan mulai masuk ke rumah, saat itu dirinya belum begitu was-was. Malah anak istrinya tetap tidur di atas tempat tidur. Namun kondisi tersebut tidak bertahan lama, sekitar pukul 03.00, tiba-tiba air yang sudah masuk ke rumah meluap hingga setengah meter. Praktis seluruh isi ruangan di rumahnya terendam banjir.
Readmore »

Banjir Terus Di Perumnas

CIREBON – Keinginan warga Perumnas Kecamatan Harjamukti terutama yang berada di pinggir tanggul Sungai Cikalong agar Pemkot Cirebon meninggikan tanggul sungai harus kecewa. Sebab, untuk tahun 2011 ini Pemkot Cirebon melalui Dinas Pekerjaan Umum, Energi Sumber Daya Mineral (DPUESDM) belum berencana untuk meninggikan tanggul.
Menurut Kabid Sumber Daya Air (SDA) DPUESDM Kota Cirebon, Ir Nasrun, di tahun 2011 ini anggaran untuk bidang SDA sangat minim dibandingkan tahun lalu karena tidak mendapatkan anggaran untuk proyek fisik. “Karena anggaran untuk DPUESDM tahun ini turun drastis, maka tahun 2011 ini bidang SDA hanya mendapatkan Rp250 juta untuk pemeliharaan rutin dan Rp30 juta untuk membuat peraturan daerah (perda),” kata dia kepada Radar, Minggu (13/3).
Dia mengatakan, meski mendapatkan anggaran dari APBD Kota Cirebon, direncanakan tahun 2011 ini bidang SDA akan mendapatkan bantuan dari APBD 1 Jawa Barat sebesar Rp10 miliar. Nantinya anggaran bantuan tersebut akan digunakan untuk pembangunan senderan dan dinding Sungai Cikalong yang tergerus air. “Sedangkan untuk permintaan warga untuk meninggikan tanggul Sungai Cikalong belum bisa dipastikan karena masih akan kami pelajari,” ujarnya.
http://radarcirebon.com/

Readmore »

Tuesday, July 6, 2010

Jadwal Kereta

JADWAL KERETA CIREBON EKSPRESS

Jadwal cirebon-Gambir
Tarif Cirebon – Gambir : Eksekutif – Rp. 70.000
Bisnis – Rp. 55.000
Anak – Rp. 44.000

JADWAL:
KA 91 Berangkat: 06.15 (Cirebon) Datang: 09.10 (Gambir)
KA 93 Berangkat: 07.45 (Cirebon) Datang: 10.40 (Gambir)
KA 95 Berangkat: 10.00 (Cirebon) Datang: 12.51 (Gambir)
KA 97 Berangkat: 15.00 (Cirebon) Datang: 17.52 (Gambir)
KA 99 Berangkat: 18.00 (Cirebon) Datang: 20.51 (Gambir)
Jadwal Gambir – Cirebon
Tarif Gambir – Cirebon : Eksekutif – Rp. 70.000
Bisnis – Rp. 55.000
Anak – Rp. 44.000

JADWAL:
KA 92 Berangkat: 05.45 (Gambir) Datang: 08.53 (Cirebon)
KA 94 Berangkat: 09.35 (Gambir) Datang: 12.29 (Cirebon)
KA 96 Berangkat: 11.00 (Gambir) Datang: 13.56 (Cirebon)
KA 98 Berangkat: 13.15 (Gambir) Datang: 16.11 (Cirebon)
KA 100 Berangkat: 18.15 (Gambir) Datang: 21.12 (Cirebon)

JADWAL KERETA ARGO JATI
Jadwal cirebon-Gambir
Tarif Cirebon – Gambir : Eksekutif – Rp. 75.000

JADWAL:
KA 27 Berangkat: 05.45 (Cirebon) Datang: 08.23 (Gambir)
KA 29 Berangkat: 14.00 (Cirebon) Datang: 16.38 (Gambir)
Jadwal Gambir – Cirebon
Tarif Gambir – Cirebon : Eksekutif – Rp. 75.000

JADWAL:
KA 28 Berangkat: 09.00 (Gambir) Datang: 11.36 (Cirebon)
KA 30 Berangkat: 17.10 (Gambir) Datang: 19.51 (Cirebon)

Readmore »

Perairan Cirebon jadi Perburuan Harta Karun


Danlanal Cirebon Letkol Laut P Deny Septiana mengatakan, Periran Cirebon sudah sejak lama dikenal sebagai tempat perburuan liar harta karun atau Benda Berharga Muatan Asal Kapal Tenggelam BMKT. Perburuan tidak hanya dilakukan oleh penyelam tradisional dan nelayan lokal dengan peralatan yang sederhana, tetapi diduga melibatkan sindikat internasional. Menurutnya Perairan Cirebon menjadi lahan perburuan bagi pencari harta karun dari seluruh dunia, dari sekira 640 lokasi benda berharga BMKT, 120 titik di antaranya terletak di wilayah perairan Cirebon. Dengan potensi yang ada, tidak heran sudah banyak pemburu liar melakukan pengambilan benda-benda antik dari dasar laut. Permasalahan Perburuan Harta Karun yang mencuat akhir–akhir ini dengan disitanya ribuan keramik peninggalan Dinasti Ming ke 10 ini, diperkirakan sudah berlangsung lama. Sementara itu, menanggapi permasalahan Ijin Eksplorasi wilayah Laut yang dilakukan oleh pihak swasta, Kasi Perijinan Direktorat Peninggalan Bawah Air, Dirjen Sejarah dan Purbakala, Kementrian Budaya dan Pariwisata, Pahang mengatakan, kalau pihaknya memang telah mengeluarkan Ijin tersebut. Pihaknya juga membenarkan banyaknya upaya-upaya pencarian baik yang dilakukan secara legal maupun ilegal untuk mengangkat harta karun yang tersimpan di dasar perairan Cirebon. Pahang mencontohkan kasus pencarian ilegal seperti ditemukan dua kapal layar motor KLM Alini Jaya dan KLM Asli tanpa awak yang membawa ribuan harta karun yang jumlahnya mencapai ribuan di perairan sekitar Ciasem, Blanakan, Subang, Jabar yang tertangkap oleh Ditpolair Jabar.

Menurut Pahang, untuk pencarian harta karun di seluruh perairan Indonesia, pihaknya memberikan ijin kepada pihak swasta, untuk eksplorasi dan pengangkatan harta dari dasar laut. Untuk tahun 2010 pihaknya memberikan ijin kepada 7 perusahaan untuk melakukan eksplorasi di wilayah perairan Indonesia, tiga di antaranya berada di perairan Cirebon. Hasil pencarian harta bawah laut tersebut, kata Pahang selanjutnya akan dilelang yang menurut rencana akan digelar Bulan JUNI tahun 2010. Lelang tersebut atas harta karun yang ditemukan PT Paradigma Putera Sejahtera PPS di perairan Karangsong, Indramayu pada tahun 2004 lalu. Dijelaskan, pada Mei 2004 nelayan Indramayu menemukan keramik Tiongkok, berupa guci, untaian emas, perak, batu akik, yang jenisnya mencapai ratusan yang menurut hasil penelitian merupakan peninggalan Dinasti Ming atau dinasti kelima Cina, abad ke 10, dan Penemuan oleh nelayan tersebut berada di wilayah eksplorasi PT PPS.

Sementara itu, tambah Pahang, penemuan harta karun berupa ribuan keramik jenis mangkok dan piring di perairan Blanakan Subang yang saat ini sedang diteliti merupakan kegiatan ilegal karena yang mempunyai ijin ekspolasi di wilayah itu adalah PT Komexindo. Pihak perusahaan kemudian melaporkan pengangkatan harta karun ilegal tersebut ke pos AL Blanakan. Petugas kemudian mengamankan ribuan keramik sudah dikemas dalam kardus. Danlanal Cirebon Letkol Laut P Deny Septiana mengatakan, berdasarkan laporan tersebut pihaknya langsung mengamankan keramik, petugas juga mengamankan perlengkapan yang digunakan untuk mengangkat harta karun tersebut, seperti kompresor dan selang. peralatan yang digunakan masih tradisional. Dari peralatan yang digunakan tersebut dipastikan benda-benda antik tersebut diambil dari perairan dangkal, kurang dari 100 meter di bawah permukaan laut

Tim penanganan indikasi ilegal Barang Berharga Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) dari Kementrian Budaya dan Pariwisata, turun ke Cirebon untuk melakukan penelitian dan investigasi terhadap penemuan ribuan keramik Cina hasil penyitaan dari kegiatan pencarian ilegal di perairan Blanakan, Kabupaten Subang beberapa waktu lalu.

Ketua tim penanganan , Rini Supriyatun yang juga arkeolog dari Dirjen Sejarah dan Purbakala, Direktorat Peninggalan Bawah Air mengatakan, pihaknya belum memastikan nilai dan usia barang-barang antik tersebut karena proses penelitian masih dilakukan. “Yang jelas sesuai UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya penemuan ini sudah masuk kategori benda purbakala atau benda cagar budaya (BCG),” ujar Rini Supriyatun.

Dikatakan, pihaknya baru melakukan klasifikasi berdasarkan jenis dan bentuk keramik. Hingga sore tadi, pihaknya baru menemukan sepuluh jenis keramik yang berbeda dari enam dus harta karun sitaan yang baru selesai diklasifikasi. Dari bentuk dan motifnya, lanjut Rini, keramik Cina yang ditemukan di perairan Blanakan Subang ini mempunyai keunikan. “Sepengetahuan saya jenis keramik ini baru pertama kali saya teliti,” kata Rini. Namun, dari sisi usia, Rini memperkirakan benda-benda kono ini tidak lebih tua dari penemuan serupa di perairan Karangsong, Indramayu Pada tahun 2004 yang dipastikan merupakan peninggalan Dinasti Ming sekitar abad ke-10.

Periran Cirebon sudah sejak lama dikenal sebagai tempat perburuan liar harta karun atau Benda Berharga Muatan Asal Kapal Tenggelam (BMKT). Perburuan tidak hanya dilakukan oleh penyelam tradisional dan nelayan lokal dengan peralatan yang sederhana, tetapi diduga melibatkan sindikat internasional. “Perairan Cirebon menjadi lahan perburuan bagi pencari harta karun dari seluruh dunia,” Kata Komandan Lanal Cirebon, Letkol (P) Deny Septiana kepada wartawan.



Dikatakan Deny, dari sekira 640 lokasi benda berharga BMKT, 120 titik di antaranya terletak di wilayah perairan Cirebon. Dengan potensi yang ada, tidak heran sudah banyak pemburu liar melakukan pengambilan benda-benda antik dari dasar laut. Penggalian juga dilakukan oleh pihak swasta yang sudah mendapatkan izin dari pemerintah untuk melakukan pengangkatan harta karun tersebut. Kasi Perizinan Direktorat Peninggalan Bawah Air, Dirjen Sejarah dan Purbakala, Kementrian Budaya dan Pariwisata, Pahang membenarkan banyaknya upaya-upaya pencarian baik yang dilakukan secara legal maupun ilegal untuk mengangkat harta karun yang tersimpan di dasar perairan Cirebon.

Pahang mencontohkan kasus pencarian ilegal seperti ditemukan dua kapal layar motor (KLM) Alini Jaya dan KLM Asli tanpa awak yang membawa ribuan harta karun yang jumlahnya mencapai ribuan di perairan sekitar Ciasem, Blanakan, Subang, Jabar oleh Ditpolair Jabar. Menurut Pahang, untuk pencarian harta karun di seluruh perairan Indonesia, pihaknya memberikan ijin kepada pihak swasta. Izin diberikan untuk eksplorasi dan pengangkatan harta dari dasar laut. “Tahun ini kami memberikan izin kepada 7 perusahaan untuk melakukan eksplorasi di wilayah perairan Indonesia, tiga di antaranya di perairan Cirebon,” ujar Pahang.

Hasil pencarian harta bawah laut tersebut, kata Pahang selanjutnya akan dilelang. “Lelang pertama baru akan dilakukan awal Bulan Juni, ini, yakni lelang atas harta karun yang ditemukan PT Paradigma Putera Sejahtera (PPS) di perairan Karangsong, Indramayu pada tahun 2004 lalu,” kata Pahang. Menurutnya, pada Mei 2004 nelayan Indramayu menemukan keramik Tiongkok, berupa guci, untaian emas, perak, batu akik, yang jenisnya mencapai ratusan yang menurut hasil penelitian merupakan peninggalan Dinasti Ming atau dinasti kelima Cina, abad ke-10. “Penemuan oleh nelayan tersebut berada di wilayah eksplorasi PT PPS,” kata Pahang.

Sementara itu, tambah Pahang, penemuan harta karun berupa ribuan keramik jenis mangkok dan piring di perairan Blanakan Subang merupakan kegiatan ilegal karena yang mempunyai izin ekspolasi di wilayah itu adalah PT Komexindo.

Pihak perusahaan kemudian melaporkan pengangkatan harta karun ilegal tersebut ke pos AL Blanakan. Petugas kemudian mengamankan ribuan keramik sudah dikemas dalam kardus. Selain mengamankan keramik, petugas juga mengamankan perlengkapan yang digunakan untuk mengangkat harta karun tersebut, seperti kompresor dan selang. Peralatan yang digunakan masih tradisional. “Dari peralatan yang digunakan tersebut dipastikan benda-benda antik tersebut diambil dari perairan dangkal, kurang dari 100 meter di bawah permukaan laut,” kata Danlana Cirebon, Letkol (P) Deny Septiana
SUMBER KASKUS.US

Readmore »

HOT SPOT GRATIS CIREBON

1. CSB (Cirebon Super Block)
jl. Cipto
makan dan minumnya pilih sendiri, harga variatif

2. RM 'Anak Ayam'
jl. Kantor (sebrang BAT)
Makanannya murah cuman 7rb dah kumplit

3. GRAGE
kayaknya semua dah tau yg satu ini

Ayo mau ditambahin mana lagi
biar tambah asyik, internetan dan download gratis cuman bayar makan ato minumnya aja

Readmore »

INFO PENGINAPAN DAN HOTEL CIREBON

Apita Hotel
Jl. Tuparev No. 323
Phone : +62-231-200748 / +62-231-200728

Asia Hotel
Jl. Kalibaru Selatan No. 15
Phone : +62-231-202183

Asri Hotel
Jl Karang Getas 25-27
Phone : 0231-210900 fax 0231-2017290

Aurora Baru Hotel
Jl. Siliwangi No. 62
Phone : +62-231-233143


Baru Cirebon Hotel(Pinus Hotel)
Jl. Kalibaru Selatan No. 49
Phone : +62-231-201731


Bentani Hotel
Jl. Siliwangi No. 69
Phone : +62-231-203246 / +62-231-207527

Cirebon Plaza Hotel
Jl. RA. Kartini 64, Cirebon
Phone : +62-231-202062/ +62-231-204258


Cordova Hotel & Restoran
Jl. Siliwangi No. 87-89, Cirebon
Phone : +62-231-204877 / +62-231-201506

Grinhil Pasindangan Hotel
Jl. Sunan Gunung Jati 89
Phone: (0231) 222489

Imperial Hotel
Jl.Brigdjen Dharsono No.14
Phone: (0231) 207750

Langensari Hotel
Jl. Siliwangi No. 127
Phone : +62-231-201810 / +62-231-203199

Niaga Hotel
Kalibaru Selatan Street 49
Phone: (0231) 201731

Omega Hotel
Jl. Tuparev No. 20
Phone : +62-231-202585 / +62-231-204888

Padma Indah Hotel
Jl.Rajawali Raya Perumnas 329
Phone: (0231) 232818

Palapa Hotel
Stasiun Street 8
Phone: (0231) 202380

Patra Jasa Hotel
Jl. Tuparev No. 11
Phone : +62-231-209400 / +62-231-207696

Penta Cirebon Hotel
Jl. Syarief Abd. No. 159
Phone : +62-231-203328 / +62-231-204491

Pinus Hotel
Jl. Kalibaru Selatan No. 49
Phone : +62-231-201731

Priangan Hotel
Jl.Siliwangi No.108
Phone: (0231) 202929

Prima Hotel
Jl. Siliwangi No. 107
Phone : +62-231-208573 / +62-231-205407

Rajawali Hotel(Wisma)
Rajawali Barat II Street 5
Phone: (0231) 206326

Rahayu Hotel
Moh Toha Street 45
Phone: (0231) 200322

Roslitasari Hotel
Jl.Brigjen Dharsono No.8
Phone: (0231) 204366

Santika Hotel
Jl. Dr. Wahidin No. 32
Phone : +62-231-200570 / +62-231-200482

Sare Sae Hotel
Jl. Siliwangi No. 70, Cirebon, Java, Indonesia
Phone : 0231-206004

Sidodadi Hotel
Jl. Siliwangi No. 47
Phone : +62-231-202305, 204827

Srikandi Hotel
Tuparev Street 46
Phone: (0231) 206336

Sunyaragi Hotel
Jl.Evakuasi No.65
Phone: (0231) 484448

Tryas Hotel
Jl RA Kartini No.86
Phone number telepon

Zamrud Hotel

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo
No. 46-A Cirebon
Telp. 0231-246201
Fax. 0231-246202


Room Rates:285.000-895.000 IDR

Sites:
http://www.zamrud-hotel.com/   
         
Readmore »

Tuesday, June 15, 2010

Beli Busana Muslim Buat Istri

Shafira Ikut Serta Dalam Ajang Islamic Fashion Festival

Untuk yang ketiga kalinya Jakarta menjadi Tuan Rumah ajang Islamic Fashion Festival yang diselenggarakan pada 25-26 Mei 2009 di Grand Ballroom Hotel Mulia Jakarta.
Ajang yang diikuti oleh 27 perancang busana dari Indonesia dan Malaysia ini bertujuan mengakrabkan tali silaturahmi antara kedua negara berbudaya melayu dan serumpun tersebut.
iffFenny Mustafa selaku founder Shafira sendiri, merupakan kali keempat beliau menyemarakkan ajang IFF ini. Tahun ini Fenny Mustafa menampilkan 6 karyanya dengan tema Dramatic Heritage. Sebuah apresiasi Shafira atas warisan budaya Indonesia yang ditampilkan melalui rangkaian keanggunan busana yang simpel klasik dan berpadu dengan detail etnik khas Bali. Style yang ditampilkan adalah blouse A simetris dipadu dengan celana panjang, tunik raglan dengan pleats skirt, serta Longdress dan Deconstructive Jacket. Koleksi ini Shafira persembahkan bagi mereka yang membutuhkan gaya personal dan individual karena rangkaian koleksi ini menjadi the ultimate collection yang punya daya pikat tersendiri.
Nantinya, fashion show busana muslim ini tidak hanya menampilkan desainer dari Indonesia dan Malaysia, tapi juga dari daerah Timir Tengah, Asia Selatan, bahkan Hongkong, Jepang, dan Cina. “Konsep IFF ini adalah ingin membawa busana muslim menjadi lebih universal, sekaligus menjadikan Indonesia dan Malaysia yang merupakan negara dan populasi umat muslim terbanyak sebagai kiblat mode busana muslim.” ujar Penggagas dan Direktur IFF Dato Raja Rezza Shah saat konferensi pers di hotel Mulia Jakarta, Senin 25/5.
Selain Fenny Mustafa, ada juga persembahan koleksi terbaik karya-karya dari Hannie Hananto, Jenny Tjahyawati, Merry Pramono, Ida Royani, Melinda Looi, Sebastian Gunawan, Lenny Agustin, Malik Moestaram, Monika Juffry, Lia Afif, Ade Listiany, Alphian Chandrajani, Ian Adrian, Sofie, Irna Mutiara, Arifin Mas, Rudy Chandra, dan Defrico Audy.
Ajang IFF ini diharapkan bisa menjadi kiblat tren busana muslim dunia. (nik)
pertanyaanya kapan diadakan di cirebon?



Readmore »

Wednesday, September 30, 2009

Investasi Di Cirebon

Peluang Investasi
Untuk mewujudkan Kota Cirebon sesuai dengan fungsinya yang diarahkan sebagai kota perdagangan dan jasa, kota pelabuhan, kota industri, dan kota budaya dan pariwisata, maka peluang/prospek Kota Cirebon dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
  • Masih terdapatnya lahan yang kosong dan komersil yang dapat dikembangkan untuk kegiatan perekonomian yang letaknya tersebar diseluruh wilayah Kota Cirebon seperti untuk kegiatan perdagangan dan jasa, perumahan wisata, industri, dan lain-lain.
  • Lahan pertanian yang masih luas dipinggiran Kota Cirebon yang dapat dimanfaatakan untuk kegiatan agro bisnis.
  • Sumber daya laut disepanjang pantai Kota Cirebon yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata laut, agro industri, dan sebagainya.
  • Adanya pelabuhan Cirebon dan Kejawanan / pelabuhan perikanan yang masih terbuka untuk kegiatan industri, perdagangan (ekspor, impor, antar daerah/pulau).
  • Jumlah penduduk yang cukup dapat dikembangkan dan dilatih agar dapat ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan yang didukung oleh sejumlah perguruan tinggi dan sekolah kejuruan.
  • Adanya kemudahan dalam pelayanan perijinan melalui Pusat pelayanan Satu Atap (PUSA).
  • Tersedianya infrastruktur atau sarana/prasarana penunjang kegiatan perekonomian seperti listrik, air, telekomunikasi, lembaga keuangan, jalan, dan lain-lain.
Readmore »

Monday, September 28, 2009

Tingkatkan Promosi Seni Budaya Cirebon

CIREBON : Promosi kesenian dan produk khas Cirebon seharusnya dilakukan rutin dan sering dilakukan tidak hanya setahun sekali saat HUT Kota Cirebon saja. Ferry, Jaka Kota Cirebon mengatakan hal itu dilakukan karena seni dan produk khas Cirebon jumlahnya sangat banyak.

"Selain itu jika promosi dilakukan teratur maka masyarakat akan lebih dekat mengenal seni dan produk khas Cirebon," katanya.

Sementara itu sejumlah seniman atau peserta pameran seni dan produk khas Cirebon menyatakan ketidak seriusan pihak panitia pesat rakyat yang berlangsung sejak Minggu tersebut.

Nico "broer" Permana, salah satu peserta mengatakan stand tidak cocok untuk menampilkan karya seni yang indah karena terkesan kumuh.

Hafid, pebatik dari Trusmi juga menyatakan persiapan kurang maksimal karena baru mendapatkan pemberitahuan dari pihak panitia untuk ikut membuka stand sehari sebelum acara dimulai.

"Terus terang saya kalang kabut saat diminta mengisis stand. Karena stand sendiri baru siap digunakan malam sebelum acara besok pagi dimulai," katanya.

Hal sama juga dikatakan oleh Raden Mas Saputra, ahli supranatural yang memamerkan benda-benda pusaka berupa keris, kujang atau pedang. "Yah, kita tampilkan seadanya saja. Sebab kalau dibawa semua takut barang rusak atau hilang."

Pada hari pertama, Minggu, stand panitia acara pun nampak kosong. Meski demikian antusias pengunjung nampak terlihat di beberapa stand yang menjual pernak-pernik khas Cirebon. Mereka ada yang membeli atau hanya sekedar menonton saja.
Readmore »

Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan (Ciayumajakuning)

Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan (Ciayumajakuning) dsk.
Arahan :
Mengembangkan kawasan ciayumajakuning menjadi agribisnis dan didukung sector industri, perdagangan dan jasa, perikanan laut dan darat, pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, dan peternakan dengan meningkatkan fungsi pelabuhan.

Tujuan :
· Meningkatkan produsi pertanian.
· Meningkatkan kemitraan industri kecil, menengah dan besar.
· Meningakatkan fungsi pelabuhan cirebon.

Saran :
· Meningkatnuya pola dan tata tanam dengan melakukan penyuluhan, pelatihan, teknologi tepat guna, dan perbaikan sarana irigasi.
· Meningkatnya akses pasar dengan membentuk sentral dan terminal korupsi serta memperkluas jaringan informasi pasar.
· Berkembangnya sarana dan prasarana industri dengan mengembangkan jona kdan kawasan industri yang sesuai, penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatkan kemitraan dengan swasta.
· Meningkatnya kemampuan manajerial dan kualitas produk pengusaha kecil dan melakukan penyuluhan dan pameran produk pengusaha kecil dan menengah.
· Terciptanya sarana dan prasarana pelabuhan cirebon dengan melakukan pengerukan pelabuahan dan perluasan dermaga serta pengembangan kerjasama investasi dengan pihak ketiga.
· Terciptanya sarana aksessibilitas dan utilitas yang mendukung fungsi pelabuhan dengan meningkatkan jalur kereta api.
Readmore »

Sunday, September 13, 2009

Pesta Diskon dan Midnight Shopping Cirebon

Empat Hari Sambut HUT Yogya Dept Store
Kota Udang – Merayakan hari kemenangan menjelang Idul Fitri dan menyambut HUT ke-27, Yogya Dept Store mengadakan Pesta Diskon yang berlangsung hanya 4 hari, Kamis-Minggu (3-6/9). Semua produk di supermarket diberlakukan diskon 5% dan 20% untuk produk fashion, mulai dari pakaian hingga sandal. Marketing Yogya Grand Center Cirebon, Aneng Triana mengungkapkan, untuk produk sepatu anak dan wanita ada yang didiskon sampai 70%. Sedangkan Fladeo dan Yongki diskon 50%+20%. Aneka tas wanita juga sedang diskon 50%. Sedangkan baju anak tersedia merk ternama seperti Popay, Snopy, Cubitus dan Felix yang juga diberlakukan diskon. Untuk produk fashion wanita ada merk Fabelus, dan Cardinal untuk pria.
Disatu sisi ini merupakan tanggung jawab bagi para SPG (Sales Promotion Girls) tapi bagaimana dengan kegiatan beribadah para SPG tersebut di bulan Ramadhan ini, karena jam kerja mereka bertambah dari pagi hingga malam. waktu mereka dihabiskan untuk melipat pakaian, kejadian ini menimpa saudara saya yang dulu bekerja di MDS dii salah satu Counter busana Muslim, dia tidak gaji selama 3 bulan, mereka bertiga terpaksa tetap masuk kerja dengan harapan supplier akan datang dan memberikam gaji mereka, usaha yang nereka tempuh pun sudah maksiml, mereka sudah mengkonfirmasikan pada pihak MDS. tapi tak bnyaj yang dapat mereka lakukan selain menahan stock yang ada. wal hsil dengan sedikit sogokan orang gudang MDS bisa meloloskan barang suplier dan para SPG pun hanya bisa menangis. sungguh ironi sekali

Readmore »

Wednesday, September 9, 2009

Sejarah Desa Geyongan - Cirebon Kota Udang

Sejarah desa geyongan secara tertulis dan akedemis sampai saat ini belum ada yang mendiskripsikan/meneliti, tulisan ini didasarkan atas pinuturan dan cerita dari orang yang anggap dipercaya (H. Markina, Wa Mungkar dan Suryadi, kini ketiganya telah Almarhum) serta bukti- bukti sejarah peninggalan kebudayaan sosial ekonomi masyarakat geyongan yang sempat penulis lihat. Tempat-tempat yang dianggap sebagai asal muasal nenek moyang penduduk Desa Geyongan terdapat di 4 tempat masing -masing Pedukuhan Warakas, Gembur, Mijasem dan Kidas.

1. Pedukuhan Warakas.

Bukti sejarah bahwa awal mula peradaban desa geyongan berawal dari daerah Warakas, Warakas itu merupakan bagian wilayah dari Desa Geyongan yang kini letaknya sebelah timur jalan by pass Cirebon - Jakarta sebelah selatan dukuh Sirnabaya dekat berbatasan dengan desa Sende. Dulu sekitar pertengahan abad 18-an (17 ... M) di daerah Warakas terdapat suatu komunitas santri (Pesantren) tidak diketahui siapa pimpinan pesantrennya, lambat laun komunitas tersebut berkembang menjadi pesantren yang ramai karena banyak orang yang menuntut ilmu (mengaji dan ilmu agama).

Pada suatu waktu di jalan (kini jalan by pass) terjadi peristiwa pembegalan/perampokan yang mengakibatkan pembunuhan. Sejak peristiwa itu kehidupan di komunitas warakas terganggu karena pihak Pemerintah Kolonial Belanda menuduh bahwa pelaku perampokan itu adalah penduduk Warakas bahkan pihak kolonial Belada melakukan penindasan dan intimidasi kepada penduduk.

Demi untuk menghindari fitnah dan tuduhan pihak kolonial serta hal-hal tidak diinginkan, maka komunitas Warakas berpindah tempat yaitu ke arah barat tepatnya di tepian/bantaran Sungai Winong (Kali Wetan kata orang Geyongan) yang dulu dikenal Pesantren Wetan itu. Bukti sejarah di Warakas ada komunitas sampai saat ini masih terdapat sisa peningalannya berupa kuburan, begitu juga yang ada di bantaran Kali Wetan juga terdapat bekas peninggalannya. Setelah dibangunnya kali irigasi oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1901 (implikasi dari politik balas budi Belanda : Educasi, irigasi dan transmigrasi), maka secara berangsur-angsur penduduk pesantren wetan yang berada bantaran sungai winong/kali wetan berpindah ke tempat yang baru yang kini kita kenal dengan Jatilawang dan ada juga yang pindah ke beberapa tempat di pedukuhan Geyongan.

2. Pedukuhan Gembur, Mijasem dan Kidas.

Sepertihalnya pedukuhan warakas, di pedukukan Gembur juga dulunya ada komunitas dan akhirnya kosong karena penduduknya pidah ke Desa Geyongan yang mungkin tanahnya lebih subur atau karena banyak penduduknya pindahan dari pedukuhan sekitarnya. Pedukuhan gembur terletak disebelah selatan Ds. Geyongan sekarang dekat blok Pace.

Demikian pula pedukuhan Mijasem penduduknya banyak yang pindah mungkin ke desa geyongan atau ke arjawinangun, jejak peninggalan pedukuhan mijasem masih dapat dilihat sampai sekarang berupa kuburan. Letak dari pedukuhan Mijasem sekarang masuk dalam desa Kebonturi dekat dengan Gedung Bioskop Pahala. Dan untuk pedukuhan Kidas sekarang terletak di desa Kebonturi di blok Kidas, pedukuhan ini juga ditinggalkan penduduknya hijrah ke desa Geyongan peninggalan yang masih dapat dilihat berupa makam dan belik.
Dengan semakin banyak penduduk dari pedukuhan yang berpindah ke Geyongan semakin ramai dan berkembanglah Desa Geyongan hingga saat ini, sedang pedukuhan semakin ditinggal pergi penduduknya. Setelah penduduknya semakin ramai maka ditunjuklah seorang pemimpin atau yang kita kenal Kuwu (Kepala Desa).

Tidak ada cacatan yang pasti kapan geyongan itu berdiri sebagai Desa, berdasarkan catatan silsilah Kuwu di desa Geyongan Kuwu pertama yang memimpin Desa Geyongan adalah Ki Pandu sekitar pertengahan abad 19 (1850 M), dengan kedudukan desanya kalau sekarang ada di Tanahnya Man Wiat (Kakeknya Saki), beberapa tahun kemudian pindah ke Tanahnya Man Jupri (Bapaknya Majaji) dan pada Tahun 1923 pindah ke Balai Desa yang sekarang digunakan, waktu itu Kuwunya Bapak Wasura Dipraja. Keadaan balai desa Geyongan sekarang kondisi masih sangat baik cuman ada penambahan sedikit yaitu pendopo dan jendela kaca.


Readmore »

Geyongan, Kenapa demikian - Cirebon (kota Udang)

nama tempat pada umumnya diambil dari suatu peristiwa / kejadian atau nama orang yang fenomenal yang terjadi di tempat itu dan oleh orang kejadian itu biasanya dijadikan nama tempat untuk mengenang peristiwa atau nama seseorang tersebut.
Cerita sejarah ini berawal dari seorang sarjana Panama yang sedang melakukan penelitian tentang kebudayaan Cirebon dan lagi berkunjung ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati untuk pengumpulan data dan informasi sebagai bahan penulisan Tesisnya. Komplek pemakamam Sunan Gunung Jati adalah tempat makam dimana Sunan Gunung Jati dan Keturunannya (Sultan-Sultan Cirebon) dan para pembantunnya/Ki Gede disemayamkan.
Setelah sekian lama dia berkeliling di komplek pemakaman tersebut dia tertarik pada salah satu makam yang baginya agak ganjil dimana pada batu nisan makam tersebut tidak diberi nama indentitas dibandingkan dengan yang makam lainnya, maka bertanyalah si sarjana tersebut kepada pemandu atau yang biasa disebut Jeneng " Ini makamnya Siapa ? " Si pemandu tidak bisa menjawab padahal dia mengetahui jawabannya, kemudia jeneng menyarankan agar bertanya saja pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cirebon. Pada keesokan harinya sarjana tersebut bertandang ke Kantor Dinas P dan K kota Cirebon menanyakan perihal makam yang tidak punya nama itu di Komplek pemakaman Sunan Gunung Jati, di Kantor Dinas P dan K ia juga tidak mendapatkan jawaban yang jelas dan memuaskan kemudian Dinas P dan K Kota Cirebon menyarankan agar bertanya pada para orang tua Desa Geyongan. Maka berangkatlah Ia ke Desa Geyongan dan bertemu dengan Bapak H. Markina dan inilah ceritanya selengkapnya.
Sahdan yang punya cerita disuatu malam didalam salah satu keraton Kesultanan Cirebon sedang mengadakan acara kesenian Tayuban atau sejenisnya yang dihadiri Sultan dan para pembantunya serta tidak ketinggalan para penari tayub (ronggeng), konon penari tayub itu diambil dari beberapa desa/pedukuhan terpilih tentu dengan persyaratan sangat ketat sudah barang tentu harus cantik, bahenol, pinter menari dan menyanyi pelog. Sudah merupakan tradisi kraton jaman dulu, keraton selalu mengadakan acara kesenian tayuban untuk menyenangkan hati Sultan dan pembesar keraton, sampai sekarang para penabuh gamelan hingga keturunannya selalu setia terhadap Sultan Cirebon.
Pada malam itu Sultan kelihat muram dan tidak semangat untuk melihat dan menari entah apa yang beliau pikirkan, maka bertanyalah si Sultan pada Tumenggung kepercayaannya " Ehh .. tumenggung kenapa si Anu itu tidak datang ? Tumenggung terdiam tidak bisa menjawab . Sudah sebulan dia tidak lagi menemaniku untuk menayub sergahnya . Matur tulung Sinuhun , saya juga tidak mengetahui kedaannya, jawabnya jawab Tumenggung", yah sudah kalau begitu saya utus kamu untuk mencari tahu tentang keberadaan si Anu, kata Sultan. Si anu itu adalah seorang penari tayub konon merupakan kesayangan Sultan, yang mempunyai paras cantik berasal dari pedukuhan anu (red : sekarang Desa Geyongan), waktu itu pedukuhan geyongan sudah ramai dan banyak penduduknya (link : cerita Sejarah Desa Geyongan). Keberadaan si Anu dan identitasnya hingga saat ini masih sangat misteri belum ada yang mengetahuinya, siapa gerangan ?
Singkat cerita Tumenggu itu berangkat ke Desa Geyongan untuk mencari tahu keadaan si penari tayub itu dengan berkendaraan kuda melewati jalan yang ada sekarang (dremaga lor). Setelah sampai di pedukuhan Geyongan si Tumenggung tadi tidak langsung menuju ke tempat si Nyai penari tapi mampir dulu beristirahat untuk melepaskan lelah setelah menempuh perjalan jauh dari Cirebon ke Geyongan di sebuah belik untuk memberi minum kuda sekalian minum atau sekedar cuci muka dan kaki. Belik itu adalah sumber mata air (tuk : bhs Cirebon) yang oleh orang dibuat kolam atau sumur dan dipergunakan orang untuk keperluan mandi dan sumber air minum biasanya letaknya ditepi jalan (toang) atau sawah. Keberadaan belik saat ini masih baik dan masih dipergunakan oleh masyarakat untuk mandi dan air minum, terletak di blok Kidas Desa Kebonturi yang merupakan peninggalan pedukuhan Kidas dan tidak jauh dari Simpang Tiga Jenun - Geyongan Kec. Arjawinangun.
Kebetulan waktu itu masih agak siang, jadi tidak ada salahnya untuk beristirahat (Ngaso bhs jawanya) pikir tumenggung. Sebelum ngaso si Tumenggung memotong bambu, waktu itu disekitar belik masih banyak bambu untuk dibuat semacam ayunan. Tanpa disadari setelah sekian lama berayunan terasa kantuk menghinggapi si Tumenggung. Gelise wong crita bobade wong kanda “ maka tertidurlah si Tumenggung tadi diatas ayunan sampai sore hari ", yah pantes saja dia tertidur selain kondisi dia lagi cape keadaan di belik juga mendukung sudah udaranya segar juga hembusan anginnya yang semliwir (sepoi-sepoi) siapapun orangnya pasti akan ngatuk dan tertidur. Menjelang waktu asyar " gragap " terbangunlah ia dan dengan tergopoh-gopoh menaiki kuda menuju ke rumah si Nyai penari di pedukuhan geyongan.
Singkat kata sampailah ia di rumah si Nyai penari, kedatangannya disambut dengan sopan dan senyuman manis sebagimana gadis desa yang lugu menyambut para pembesar dari keraton, langsung dia dihidangi air putih dan rebusan Boled (Ubi jalar) dan Campu (Umbi Batang/Singkong). Mangga gusti kula suwunakan mlebet teng gubuk kula ( silahlakan gusti untuk masuk ke rumah saya) kata si penari, tumben gusti mboten pranti-pranti nyambangi griya kula apa wenten wigatos sing sanget, timpal si Nyai penari. Begini Nyai sergah si Tumenggung, saya diutus oleh Kanjeng Gusti Sinuhun Sultan untuk mencari tahu keadaan Nyai, karena sudah sebulan Nyai tidak sambang ke Keraton untuk penari. Memang ada apa Nyai ? tanya si Tumenggung. Si Nyai cuma hanya bisa diam tidak bisa menjawab sekatapun, wajahnya tertunduk malu raut muka penuh rasa takut dan khawatir maklumlah gadis desa berbicara dengan penggede keraton. Lama sudah Tumenggung menanti jawaban si Nyai tapi Nyai tetap tidak bisa bicara sekatapun, maka bertanyalah lagi “ Ada apa Nyai ? bicarah Nyai sejujurnya “. Si Nyai tetap juga tidak bisa menjawab cuma bisa menjawab dengan bahasa isyarat yaitu dengan mengelus-elus perutnya yang sedang membesar itu. Sasmitane Tumenggung mengertilah apa yang diisyaratkan oleh Nyai , baiklah Nyai sekarang aku baru mengerti jawabanmu. Setelah sekian lama berada di rumah Nyai Penari berbicara ngalor-ngidul, menjelang sore wayah surup pulanglah Tumenggung tadi ke Cirebon dengan berpesan pada Nyai agar selalu menjaga kesehatan dan menjaga kandungannya.
Singkat cerita sampailah si Tumenggung di keraton Cirebon dan langsung melapor hasil perjalanannya mengunjungi si Nyai Penari itu, dengan tergopoh-gopoh laporlah ia ke Sultan . Sebelum sempat bicara melaporkan diri , Jumeneng Sultan langsung bertanya , “ Tumenggung kenapa kamu lama sekali baru menghadap saya, apa pedukuhan itu jauh sekali ? “ sergah Kanjeng Sultan “ . Matur Kanjeng Sultan kalau jauh sih tidak yah kurang lebih 2 jam perjalanan naik kuda letaknya sebelah utara dari tempatnya Ki Gede Palimanan, tempat itu belum ada namanya Kanjeng Sultan “ jawab Tumenggung. Iya… menurut hitungan saya kamu lama sekali datang melapor , sampai malam begini, kemana saja kamu ? Nganclong kemana ….. “ hardik Kanjeng Sultan. Aduh Kanjeng Sultan, pangapunten sing agunge pangapura kula, sebenernya saya tidak nganclong kemana-mana saya tadi tertidur sewaktu istirahat di Belikan hingga sore hari baru saya terbangun. Loh.. koh bisa tertidur memangnya kenapa ? Maaf Kanjeng Sultan, waktu di tempat itu saya membikin Ayunan dari bambu untuk duduk sambil istirahat tak terasa saya teridur, timpal Tumenggung. Ohh…. begitu ceritanya, baiklah kalau begitu karena pedukuhan itu belum punya nama maka tempat itu saya namakan Geyongan, sejak saat itulah pedukuhan itu dinamakan Geyongan hingga saat ini. Kata Geyongan sendiri diambil dari kata Ayunan padanan kata Geyongan. Adapun makna kata Geyongan adalah suatu alat yang terbikin dari kain atau bahan lainnya yang diikat dengan tali dan digantung biasanya digukanan untuk menidurkan bayi/anak, alat itu sudah sangat lajim digunakan masyarakat Cirebon.
Melanjutkan cerita tadi… terus bagaimana keadaan Nyai, Tumenggung ? tanya Kanjeng Sultan lagi. Begini Kanjeng Sultan, sebelumnya saya minta maaf barangkali laporan saya ini lancang dan pamali . Sebenarnya Nyai tidak sakit atau tidak kurang apapun semuanya sehat, Kanjeng .. , ayo teruskan laporanmu sergah Kanjeng Sultan penasaran. Ternyata setelah saya tanya dan lihat, Nyai saat ini sedang mengandung/hamil. Terkejutlah wajah Sri Sultan mendengar laporan itu, baiklah kalau begitu saya mengerti apa yang harus saya lakukan, Tumenggung untuk itu saya tugaskan kembali kepadamu untuk selalu mengawasi dan menjaga keadaan Nyai penuhi kebutuhan hidupnya jaga kesehatannya dan jaga keamanannya, perintah Kanjeng Sultan. Sumangga derek dawuh Kanjeng, timpal Tumenggung. Sejak saat itulah Nyai penari menjadi tanggungjawab dan pengawasan Tumenggung sampai melahirkan.
Delapan bulan kemudian si Nyai melahirkan jabang bayi perempuan di pedukuhan Geyongan, karena kehendak Allah. SWT bayi tersebut tidak panjang umur meninggal dunia sewaktu masih bayi dan dikubur/disemayamkan di pekuburan Desa Geyongan serta petilasannya juga dibuat di komplek pemakaman Sunan Gunung Jati. Karena beliau masih keturunan Sultan Cirebon oleh Sultan diberi gelar Nyi Ratu, sehubungan dia meninggal dan disemayamkan di Geyongan orang menyebutnya atau dijuluki Nyi Ratu Geyongan dan dihormati sebagai Ki Buyutan karena diduga mempunyai kharomah dan keramat. Saat ini makam Nyi Ratu Geyongan pada malam-malam tertentu terutama pada sore dan malam Jum’at banyak dijiarahi orang, sekedar untuk berdoa dan haulan bahkan dijadikan tempat menyepi/sunyaragi untuk mendapatkan kharomah dari-Nya.
Demikian cerita asal usul nama Geyongan, kepada semua pihak terlepas dari tidak atau validnya cerita ini saya mohon maaf. Tujuan saya menulis ini hanya sekedar menyambung lidah lewat tulisan dari cerita yang beredar di masyarakat, saya menyadari kelemahan bangsa ini bahwa kebanyakan suatu kejadian atau peristiwa tidak terdokumentasikan dengan baik.
Readmore »

Tuesday, September 1, 2009

Keraton Kanoman Cirebon



Keraton Kanoman didirikan oleh Sultan Kanoman I (Sultan Badridin) turunan ke VII dari Sunan Gunung Jati (Syarief Hidayatullah) pada tahun 510 tahun Saka atau tahun 1588 Masehi, Adapun prasasti tahun berdirinya Keraton Kanoman terdapat pada pintu Pandopa Jinem yang menuju keruangan Perbayaksa, dipintu tersebut terpahat gambar angka Surya Sangkala & Chandra Sangkala dengan pengertian sebagai berikut : * Matahari artinya angka 1 (satu)
* Wayang Darma Kusumah artinya angka 5 (lima)
* Bumi artinya angka 1 (satu)
* Bintang Kemangmang artinya angka 0 (nol)
Jadi terbaca tahun 1510 Saka atau tahun 1588 Masehi. Lambang angka tahun terdiri dari 2 macam yaitu Surya Sangkala dengan gambar matahari dan Chandra Sangkala dengan gambar Bulan.
SILSILAH PARA SULTAN KANOMAN
1. Sunan Gunung Jati Syech Hidayahtullah
2. Panembahan Pasarean Muhammad Tajul Arifin
3. Panembahan Sedang Kemuning
4. Panembahan Ratu Cirebon
5. Panembahan Mande Gayem
6. Panembahan Girilaya
7. Para Sultan :
1. Sultan Kanoman I (Sultan Badridin)
2. Sultan Kanoman II ( Sultan Muhamamad Chadirudin)
3. Sultan Kanoman III (Sultan Muhamamad Alimudin)
4. Sultan Kanoman IV (Sultan Muhamamad Chadirudin)
5. Sultan Kanoman V (Sultan Muhamamad Imammudin)
6. Sultan Kanoman VI (Sultan Muhamamad Kamaroedin I)
7. Sultan Kanoman VII (Sultan Muhamamad Kamaroedin )
8. Sultan Kanoman VIII (Sultan Muhamamad Dulkarnaen)
9. Sultan Kanoman IX (Sultan Muhamamad Nurbuat)
10. Sultan Kanoman X (Sultan Muhamamad Nurus)
11. Sultan Kanoman XI (Sultan Muhamamad Jalalludin)
Keprabonan
Keprabonan termasuk keluarga Keraton Kanoman yang didirikan pada tanggal 1682 oleh Pangeran Raja Adipati Kapronan. Kaprabonan asal kata dari Kaprabuan (Raja) yang mana Kaprabonan ini berfungsi sebagai tempat DINNIYAH, yaitu tempat kegiatan Agama Islam yang diberlakukan untuk komunitas Keraton Kanoman dan juga untuk masyarakat umum. Sampai dengan sekarang kegiatan tersebut masih berjalan dan banyak dikunjungi orang termasuk pengunjung dari Malaysia dan Brunei.
Adapun Pangeran Raja Adipati Kaprabonan, adalah putra sulung dari sultan Kanoman I, yang lebih memilih kepeduliannya terhadap bidang agama ketimbang ke pemerintahan. Tempat ini sampai sekarang dihuni oleh keluarga keturunan Adipati Kaprabonan yang letaknya berdekatan dengan Keraton Kanoman.
Keraton Kanoman adalah pusat peradaban Kesultanan Cirebon, yang kemudian terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon. Kebesaran Islam di Jawa Barat tidak lepas dari Cirebon. Sunan Gunung Jati adalah orang yang bertanggung Jawab menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, sehingga berbicara tentang Cirebon tidak akan lepas dari sosok Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati juga meninggalkan jejaknya yang hingga kini masih berdiri tegak, jejak itu bernama Kraton Kanoman. Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal,seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Cirebon Utara. Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati, yang juga dikenal dengan Syarif Hidayatullah.
Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektar ini berlokasi di belakang pasar Di Kraton ini tinggal sultan ke dua belas yang bernama raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Kraton Kanoman merupakan komplek yang luas, yang terdiri dari dua puluh tujuh bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama bangsal witana yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepakbola.
Di keraton ini masih terdapat barang barang Sunan Gunung Jati, seperti dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum. Bentuknya burak, yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi'raj. Tidak jauh dari kereta, terdapat bangsal Jinem, atau Pendopo untuk Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi. Dan di bagian tengah Kraton terdapat komplek bangunan bangunan bernama Siti Hinggil.
Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Tak cuma di keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di Cirebon. Dan yang tidak kalah penting dari Keraton di Cirebon adalah keraton selalu menghadap ke utara. Dan di halamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi. Di depan keraton selalu ada alun alun untuk rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian, di sebelah timur keraton selalu ada masjid.

Sumber:http://www.potlot-adventure.com http://www.cirebonkota.go.id
Readmore »

Monday, August 31, 2009

Industri Rotan Cirebon

CIREBON. Walaupun tak segemerlap Jakarta atau kota besar lainnya, akan tetapi kemasyhuran Kota Udang Cirebon telah sampai ke telinga dunia. Lantaran, di kota ini tersimpan banyak potensi sentra usaha masyarakat berskala dunia.

Sebut saja sentra batik di Desa Trusmi, Plered. Atau sentra udang di beberapa kabupaten di pesisir Cirebon. Dan, sentra produksi mebel dari rotan. Sayangnya, beberapa sentra industri
seperti udang dan rotan sedang mengalami masa sulit saat ini.

Sentra rotan di Cirebon sendiri tersebar di enam kecamatan. Sebut saja di Kecamatan Weru, terutama di desa tegalwangi. Kemudian di Kecamatan Plered, di desa Tegalsari. Lainnya, ada di Kecamatan Plumbon, Sumber, Depok dan Palimanan. Dari kecamatan-kecamatan tersebut, setidaknya 80% ekspor kerajinan rotan nasional dihasilkan. Diikuti oleh sentra rotan di Jepara dan Sukoharjo, di Jawa Tengah.

Tak berlebihan sekiranya bila sentra rotan Cirebon digolongkan sebagai sentra rotan terbesar di Indoensia dengan total ekspor kerajinan rotan sebesar 47,7 ton atau senilai USD 121, 66 juta menurut data Asosiasi Industri permebelan dan kerajinan Indoensia (Asmindo) pada tahun 2007 silam.

Pada masa jayanya, sentra rotan di Cirebon mampu mengekspor sekitar 3000 kontainer sebulan. Pada saat itu, rotan Cirebon menguasai 90% pasar dunia. Kini, sentra ini hanya mampu mengekspor sekitar 75 sampai 150 kontainer sebulan.

kepmen Runtuhkan Industri Rotan Dalam Negeri

Kapanlagi.com - Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 12/M-DAG/Kep/6/2005 yang membuka ekspor bahan baku rotan atau SK 12/2005 menjadi penyebab utama runtuhnya industri rotan Indonesia sehingga Presiden harus mencabut SK itu agar nasib industri rotan tidak makin terpuruk.

Industri Rotan Cirebon Diambang Kebangkrutan

Cirebon, 14 September 2002 12:10
DINAS Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon memprotes keras rencana pemerintah yang bakal menurunkan pajak ekspor rotan setengah jadi dari yang semula 15 persen menjadi 10 persen.

"Kalau rencana penurunan pajak ekspor jadi dilaksanakan, bisa dipastikan lima sampai 10 tahun ke depan industri kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon hanya tinggal kenangan, dan puluhan ribu tenaga kerja bakal menganggur,"

sumber www.gatra.com

Readmore »

Friday, August 28, 2009

Klenteng Jamblang

KLENTENG Jamblang Vihara Hok Tek Ceng Sin Jl. Klenteng Jamblang Kab. Cirebon Jabar merupakan salah satu klenteng yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon, yang keberadaannya sangat berarti bagi masyarakat Tionghoa Jamblang. Di wilayah itu, Klenteng Jamblang menjadi satu-satunya tempat ibadah bagi masyarakat Tionghoa, yang sejak beberapa tahun belakangan terdesak jauh dari kejayaan yang pernah mereka raih puluhan tahun sebelumnya.

Klenteng yang juga diakrabi masyarakat sekitarnya dengan sebutan rumah Toa Pe Kong Jamblang ini bahkan menjadi sebuah identitas masyarakat Tionghoa Jamblang. Gapura yang merupakan bagian dari Klenteng Jamblang seolah berdiri sebagai pintu masuk perkampungan masyarakat Tionghoa di wilayah ini.

Dari terjemahan catatan sejarah berhuruf Tionghoa yang dikutip Siem Peng Wan, berdasarkan tulisan yang tercantum di kedua dinding Klenteng Jamblang, sebuah peribahasa bijak menyebutkan, “Orang yang pandai membangun lebih berharga kalau pandai juga melaksanakan. Sedang orang yang pandai melaksanakan lebih berharga pula kalau pandai mempertahankan”.

Kalimat inilah yang menjadi pendorong semangat masyarakat Tionghoa Jamblang untuk menjaga dan melestarikan keberadaan Klenteng Jamblang. Meski tak ada catatan resmi siapa yang membangun klenteng tersebut dan tidak ada seorangpun yang dapat menerangkan secara detail, namun warga sekitar menyatakan Klenteng Jamblang telah berusia ratusan tahun.

Dengan usia tua tak heran bila kondisi bangunan klenteng mengalami kerapuhan di sana sini. Maka, pada tahun 1785 hingga 1900 atau selama 115 tahun, penduduk Jamblang dan sekitarnya pernah melakukan urunan untuk perbaikan klenteng.
Pada perjalanannya, perbaikan klenteng ini pernah mengalami situasi tak menguntungkan, tepatnya tahun 1806 ketika di sekitar Jamblang timbul pergolakan yang menyebabkan keributan. Penduduk Jamblang saat itu hanya beberapa ratus orang pria dan wanita.

Namun kondisi itu berhasil diatasi dengan persatuan warga sekitar yang disokong penguasa setempat. Namun, tidak berhenti sampai di situ karena pada masa penjajahan Belanda, pergolakan terjadi di mana-mana termasuk wilayah Jamblang.

Banjir bandang
Selain pergolakan masyarakat akibat penjajahan, faktor alam juga pernah berpengaruh dalam perjalanan perbaikan Klenteng Jamblang. Seperti tahun 1889 ketika hujan lebat terus menerus telah menyebabkan Kali Jamblang meluap dan menciptakan banjir bandang.

Air kali pun serta merta memenuhi selokan dan saluran, bahkan merendam jalanan setinggi 5-6 kaki dan rumah-rumah penduduk setinggi 6-10 kaki. Sementara di klenteng, rendaman air setinggi 1,5 kaki saja.

Derasnya banjir membuat tembok rumah penduduk, juga blandongan gerbang klenteng pun runtuh. Gubuk-gubuk yang awalnya berdiri di sekitar jalanan hanyut terseret banjir.

Meski tak ada korban jiwa dalam malapetaka ini, barang berharga seperti uang dan surat-surat yang tersimpan di dalamnya basah kuyup serta rusak parah. Hal ini kemudian melahirkan gagasan pengurus klenteng membuat sebuah kamar khusus penyimpanan.

Tahun 1895 atau bulan 7 Imlek, berdirilah perhimpunan Hiang Gie Hwe. Tahun 1899, dibangun Tiong Teng di tempat pekuburan, memperbaiki kedua blandongan di sebelah kanan-kiri klenteng. Selain itu, sebuah WC umum di tepi sungai diubah menjadi pejagalan hewan yang diperuntukkan sebagai pemasukan kas klenteng.
Akhirnya tahun 1900, Klenteng Jamblang mengalami perbaikan dengan tetap mempertahankan ukuran dan luas klenteng seperti asalnya. Begitu juga dengan kayu wuwungan atau atap tetap seperti asli. Hanya pondasi yang dipertinggi dan menebalkan dindingnya.

Cerita menarik berkisar pada kayu wuwungan-nya yang tidak pernah berubah, meski klenteng itu sendiri mengalamai perbaikan dan perubahan di sana sini. Menurut catatan, wuwungan itu berasal dari sebuah pohon keramat yang tumbuh di daerah Jatiwangi yang tak dapat ditumbangkan dengan perkakas apapun.

Hanya seseorang bernama Njoo Kiet Tjit atau yang kemudian dikenal sebagai Ki Buyut Cigoler-lah yang kemudian berhasil menumbangkan pohon tersebut. Ia mempersembahkan kayu pohon kepada Sultan Agung Cirebon yang tengah mencari kayu untuk pembangunan Masjid Agung. Ia juga memmohon pada sultan untuk menyisakan sepotong kayu balok dari pohon itu untuk wuwungan Klenteng Jamblang yang saat itu sedang dibangun. Hingga kini, wuwungan itu tak pernah rusak.-Erika Lia L/MD
Readmore »

Monday, August 24, 2009

Pendidikan Cirebon

VISI

"Terselenggaranya pelayanana pendidikan bagi semua lapisan Masyarakat Kota Cirebon menuju terwujudnya Pendidikan yang Berkualitas minimal setara Sekolah Menengah Pada tahun 2006"

MISI

Mewujudkan warga masyarakat kota cirebon menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,serta menjadi insan yang terdidik,cerdas,terampil, disiplin dan memiliki etos kerja untuk menunjang terwujudnya Visi Kota Cirebon.

KEBIJAKAN STRATEGIS
Percepatan/Akselerasi Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di Jawa Barat
Rintisan Pembebasan Biaya Pendidikan Anak yang tidak mampu di 16 Sekolah Dasar
Peningkatan Mutu Pendidikan
Peningkatan Peran dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Pendidikan
Peningkatan dan Pemanfaatan IPTEK Dalam Pembangunan Pendidikan
Pengembangan Program-Program Unggulan:
PERSEKOLAHAN:
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH(MBS)
IMPLEMENTASI BROAD BASED EDUCATION & LIFE SKILLS
IMPLEMENTASIKURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI(KBK)
PENGEMBANGAN SEKOLAH IPK/ IPOR(SD,SLTP,SMU,SMK)
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSI
LUAR SEKOLAH:
PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
PENGEMBANGAN DIKLUSEMAS/KURSUS-KURSUS KETERAMPILAN
PERINTISAN PAUD (Persil) DI KELURAHAN KARYAMULYA KEC KESAMBI

PROGRAM UNGGULAN
Pengembangan Sekolah Unggulan;
Pengembangan Program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Pola PAKEM
Pengembangan Pendidikan Berbasis Luas Dan Pendidikan Kecakapan Hidup (BBE dan LifeSkill)pada jenjang sekolah;
Pengembangan Program Sistem Ganda (Link and Macth);
Pengembangan Sekolah Kejuruan dan Polyteknik (Difersifikasi Program)
Optimalisasi dan Impementasi Manajemen Berbasis Sekolah;
Program Uji Kompetensi;
Pengembangan Program Akselerasi Belajar (Accelerated Learning);
Pengembangan Model Pembelajaran (Diversifikasi model pembelajaran);
Pengembangan Kursus
Pengembangan sarana/Prasarana Pendidikan;
Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal;
Pengembangan Sistem Informasi Pendidikan (Internet Sebagai Media Belajar);
Pengembangan Program Life Skill Dalam Pembelajaran di PLS;
Pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris Dan Bahasa Asing lainya Di Sekolah ;
Pengembangan Bantuan Beasiswa;
Pengembangan Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar;
Pengembangan Dan Peningkatan Kerjasama Dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri;
Pengembangan Wajar Dikdas dan Intensifikasi Pembinaan Sekolah Terbuka Serta Program Paket Kejar;
PENUNTASAN WAJAR DIKDAS 9 TAHUN
DAN PENCANANGAN WAJAR 12 TAHUN
DI KOTA CIREBON

LANDASAN HUKUM PENUNTASAN WAJIB BELAJAR (WAJAR DIKDAS) 9 TAHUN
Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Keputusan Presiden No.1 Tahun 1994 Tentang Pelaksanaan Wajar Dikdas 9 tahun
Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 21 Tahun 1995 Tentang Pedoman Pelaksanaan Wajar Dikdas di Jawa Barat.
Surat Keputusan wali Kota Cirebon No 421/SK,42,Sosial/1996 Tentang Pembentukan kembali Tim Koordinasi Wajar Dikdas.
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Cirebon
Readmore »

Potensi Daerah Cirebon

INDENTIFIKASI PELUANG/PROSPEK

Untuk mewujudkan Kota Cirebon sesuai dengan fungsinya yang diarahkan sebagai kota perdagangan dan jasa, kota pelabuhan, kota industri, dan kota budaya dan pariwisata, maka peluang/prospek Kota Cirebon dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
Masih terdapatnya lahan yang kosong dan komersil yang dapat dikembangkan untuk kegiatan perekonomian yang letaknya tersebar diseluruh wilayah Kota Cirebon seperti untuk kegiatan perdagangan dan jasa, perumahan wisata, industri, dan lain-lain.
Lahan pertanian yang masih luas dipinggiran Kota Cirebon yangdapat dimanfaatakan untuk kegiatan agro bisnis.
Sumber daya laut disepanjang pantai Kota Cirebon yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata laut, agro industri, dan sebagainya.
Adanya pelabuhan Cirebon dan Kejawanan / pelabuhan perikanan yang masih terbuka untuk kegiatan industri, perdagangan (ekspor, impor, antar daerah/pulau).
Jumlah penduduk yang cukup dapat dikembangkan dan dilatih agar apat ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan yang didukung oleh sejumlah perguruan tinggi dan sekolah kejuruan.
Tersedianya infrastruktur atau sarana/prasarana penunjang kegiatan perekonomian seperti listrik, air, telekomunikasi, lembaga keuangan, jalan, dan lain-lain.

SEKTOR-SEKTOR UNGGULAN

Untuk sektor-sektor unggulan yang mempunyai potensi dan peluang yang bisa dikembangkan oleh pengusaha / investor baik fasilitas (Penanaman Modal Asing/PMA) dan non fasilitas (Penanaman Modal Swasta Nasional/PMSN) adalah sebagai berikut :
Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan;
Sektor Industri Non Migas;
Sektor Listrik, Gas dan Air Minum;
Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran;

Pertanian, Peternakan dan Perikanan

TANAMAN PANGAN DAN AGROBISNIS

Tanaman pangan meliputi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran dan buah-buahan, tanaman bahan makanan terdiri dari jenis padi-padian, umbi-umbian, dan kacang-kacangan. Produksi tanaman bahan makanan pada tahun 2003 mayoritas mengalami peningkatan. Produksi tanaman sayur-sayuran yang ada dikota Cirebon dari delapan komoditas, seluruhnya mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Produksi tanaman mangga yang menjadi primadona daerah kota Cirebon dan sekitarnya pada tahun 2003 mengalami penurunan jumlah produksi yang signifikan yaitu dari 1.197 ton pada tahun 2002 menjadi 861 ton pada tahun 2003

Produksi Tanaman Bahan Makanan Tahun 2001 - 2003
dalam Ton No Komoditi Produksi
2001 2002 2003
1 Padi 1708 2.098 2.119
2 Jagung 15 47 27
3 Ketela Pohon 217 202 244
4 Ketela Rambat 23 9 52
5 Kacang Tanah 31 17 9
6 Kacang Hijau - 2 -

Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon



Produksi Tanaman Sayur-sayuran tahun 2001 - 2003
dalam Ton No Komoditi Produksi
2001 2002 2003
1 Kacang Panjang 12 53 61
2 Cabe 29 15 87
3 Terung 5 11 75
4 Ketimun 22 62 144
4 Bayam 21 37 57
6 Kangkung 61 44 76

Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon

Produksi Tanaman Buah-buahan Tahunan tahun 2001 - 2003No Komoditi Produksi
2001 2002 2003
1 Mangga 783 1.197 861
2 Rambutan 4 3 11
3 Jeruk 5 1 1
4 Jambu 630 37 98
5 Sawo 1 1 64
6 Pepaya 179 82 21
7 Pisang 361 157 616
8 Belimbing 57 11 41

Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon


Industri Non Migas
Industri Non Migas adalah industri non migas, seperti peternakan, produksi daging, telur, susu dan jumlah ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH), data ini bersumber dari Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon.

Populasi ternak pada tahun 2003 yang tertinggi adalah ayam buras yaitu sebanyak 52.318 ekor, kemudian ayam pedaging 181.112 ekor, itik 6.336 ekor.

Pada tahun 2003 populasi unggas terbnyak di Kecamatan Harjamukti, untuk jenis unggas ayam buras mencapai 32.819 ekor kemudian Kecamatan Lemahwungkuk 10.736 ekor, Kecamatan Kesambi mencapai 4.712 ekor, Kecamatan Pekalipan mencapai 646 ekor dan 3.405 ekor berada di Kecamatan Kejaksan.

Produksi daging pada tahun 2003 mencapai 812.588 kg yang sebagian besar merupakan produksi daging ayam ras pedaging yaitu mencapai 416.556 kg , kemudian 132.042 ton daging jenis daging ayam buras dan 126.583 kg daging sapi segar.Selama tahun 2003 produksi telor yang dihasilkan berasal dari jenis unggas ayam buras, ayam ras dan itik masing-masing sebesar 699.444, 183.212, dan 306.543 butir. Sedangkan untuk sapi perah menghasilkan susu sebesar 17.699 liter susu segar murni.

Populasi Ternak Pada Tahun 2001 - 2003 satuan ekor No Komoditi Produksi
2001 2002 2003
1 Sapi Perah 5 5 7
2 Kerbau 19 20 21
3 Kambing 115 122 116
4 Domba 2.908 3.377 3.521
5 Ayam Buras 46.400 47.561 52.318
6 Ayam Ras :




- Pedaging 33.774 108.000 181.112

- Petelur 750 750 500
7 Itik 4.403 5.817 6.336

Sumber: Dinas Peternakan Kota Cirebon



Populasi Ternak Menurut Kecamatan Tahun 1999 - 2003No Kecamatan Ayam Buras Itik Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging
1 Harjamukti 32.819 1.256 300 69.900
2 Lemahwungkuk 10.736 2.600 - 47.841
3 Pekalipan 646 280 - 18.397
4 Kesambi 4.712 800 200 31.009
5 Kejaksan 3.405 1400 - 14.265


Jumlah : 2003 52.318 6.336 500 181.112
2002 47.561 5.817 750 108.000

2001 46.400 4.403 750 33.774
2000 80.554 9.900 - 18.000

1999 77.035 9.843 - -

Sumber: Dinas Peternakan Kota Cirebon



Populasi Ternak Besar dan Kecil Menurut Kecamatan Tahun 1999 - 2003No Kecamatan Ayam Buras Itik A. Ras Petelur A. Ras Pedaging
1 Harjamukti 4 9 1.279 60
2 Lemahwungkuk 3 4 940 30
3 Pekalipan - - 78 -
4 Kesambi - 6 971 17
5 Kejaksan - 2 253 9


Jumlah : 2003 7 21 3.521 116
2002 5 20 3.377 122

2001 4 14 5.890 1.091
2000 4 14 5.890 1.091

1999 9 43 5.214 1.017

Sumber: Dinas Peternakan Kota Cirebon


Listrik, Gas dan Air

LISTRIK

Data Kelistrikan yang disajikan merupakan data sekunder dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Cabang Cirebon. Banyaknya pelanggan pengguna listrik pada tahun 2003 sebanyak 63.248 pelanggan, yang tersebar pada golongan tarif sosial (s) 1.182 pelanggan, rumah tangga ® sebanyak 56.906 pelanggan, bisnis )b) 4.561 pelanggan, industri sebanyak 111 pelanggan, dan gedung pemerintah sebanyak 254 pelanggan.

Daya terpasang pada tahun 2003 ini sebesar 99.412.113 KVA.Daya terpasang terbesar pada golongan tarif rumah tangga sebesar 51.589.361 KVA, sedangkan daya terpasang terkecil terdapat pada penerangan jalan umum 1.116.815 KVA.


Banyaknya Pelanggan, Daya Terpasang KWH Terjual dan NilaiPenjualan Menurut Golongan Tarif Kota Cirebon Tahun 2003Gol. Pelanggan Daya Terpasang
(KVA) MWH Terjual Tabel Penjualan
(Rp)
Tarif Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
S 1.182 1.87 4.484.145 4.51 513.974 3.18 326.556.681 3.25
R 56.906 89.97 51.589.361 51.89 8.794.775 54.47 5.126.944.536 51.00
B 4.561 7.21 26.872.365 27.03 3.816.405 23.63 2.745.894.788 27.31.
I 111 0.18 12.447.412 12.52 2.361.924 14.63 1.481.035.944 14.73
P 254 0.40 2.902.015 2.92 400.596 2.48 285.796.075 2.84
P3 234 0.37 1.116.815 1.12 259.757 1.61 87.311.881.087 0.87
2003 63.248 100 99.412.113 100 16.147.431 100 10.053.539.905 100

Sumber : PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Cabang Cirebon

Keterangan:
S = Sosial
R = Rumah
B = Bisnis
I = Industri
P = Gedung Pemerintah
P3 = Penerangan Jalan Umum


Perdagangan, Hotel dan Restoran
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

Sektor perdagangan selama ini memiliki konstribusi besar dalam memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon. Kondisi ini bisa dipahami dimana Kota Cirebon merupakan pusat perdagangan wilayah III Cirebon yang meliputi Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu. Selain itu Kota Cirebon merupakan kota lintasan yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah sehingga mememungkinkan adanya proses transaksi jual beli. Bila dilihat dari perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan dapat dikelompokkan menjadi perusahaan perdagangan besar, perusahaan perdagangan menegah dan perusahaan perdagangan kecil.

Jumlah perdagangan besar pada tahun 2003 sebanyak 168 perusahaan, sedangkan perusahaan perdagangan menengah 1.772 dan perusahaan perdagangan kecil 5.508.


Banyaknya Pedagang Besar, Menegah dan KecilTahun 1999 - 2003Tahun Pedagang Pedagang Pedagang Jumlah
Besar Menengah Kecil
2003 11 54 415 480
2002 6 38 382 426
2001 3 31 279 313
2000 4 31 247 282
1999 10 4 218 232

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cirebon
Readmore »

Rencana Tata Kota Cirebon

Kebijakan Umum Pembangunan Kota Cirebon

Berdasarkan karateristik kota, peluang dan tantangan yang akan di hadapi Kota Cirebon di masa datang, Pemerintah Daerah bersama-sama masyarakat dan segenap komponen pelaku pembangunan lainnya sepakat untuk mengembangkan Kota Cirebon menjadi Kota Perdagangan dan Jasa. Rumusan kesepakatan ini tertuang dalam Visi Kota Cirebon sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor I Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Kota Cirebon 2004-2008 yaitu:

Kota Cirebon menjadi Kota Perdagangan dan Jasa Yang Maju Tahun 2008

Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkanlah delapan misi, yaitu:
Meningkatkan kulitas sumber daya manusia yang dilandasi oleh nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME dan nilai- nilai luhur budaya bangsa.
Meningkatkan profesionalisme aparatur dan revitalisasi kelembagaan Pemerintah Kota yang efektif dan efisien menuju pemerintahan yang baik dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Meningkatkan keamanan dan ketertiban umum
Optimalisasi pemanfaatan ruang kota dan pelestarian keseimbangan lingkungan hidup
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan prasarana dan sarana ekonomi serta produktifitas ekonomi yang berdaya saing tinggi
Melestarikan dan mengembangkan pariwisata yang bertumpu pada nilai-nilai tradisi dan budaya Cirebon
Pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Peningkatan kemitraan dan optimalisasi kerjasama pemerintah dengan lembaga lain baik yang bersifat lokal, regional, nasional dan internasional. Selanjutnya untuk lebih mengoperasionalkan dan menterjemahkan misi dalam pernyataan yang lebih detail, perlu diuraikan dalam arah kebijakan dan program prioritas.


Kebijakan Tata Ruang Kota Cirebon

Kebijakan tata ruang Kota Cirebon didasarkan pada revisi atas Pertauran Daerah Nomor 3 Tahun 1987 tentang Rencana Induk Kota Kotamadya Daerah Tingkat II Cirebon tahun 1984-2004.

Berdasarkan konsep revisi tersebut Kota Cirebon dibagi menjadi.
BWK I Zone Pelabuhan
BWK II Zone Perdagangan
BWK III Zone Industri
BWK VI Zone Pemerintahan & Kemasyarakatan
BWK V Zone Perumahan
BWK VI Zone Pendidikan, Olahraga & Rekreasi
BWK VII Zone Mix Farming & Konservasi
Readmore »