<data:blog.pageTitle/> <data:blog.pageName/>

Thursday, October 8, 2009

Gunung Sari - Celancang

-Bentuk Fisik Mobil Angkutan Kota GG/Gunung Sari- Celancang:

1. Mobil Carry dan TS
2. Warna Hijau Pupus/Hijau Muda
3. Pintu Masuk Penumpang Samping Kiri
4. Tarif Jauh Dekat Dewasa Rp. 2500; Pelajar Rp. 1500;

-Rute: Start Pasar Celancang Jalan Sunan Gunung Jati

1. Jalan Sunan Gunung Jati:

Desa Mertasinga, Puskesmas ( samping kanan), SMP Cirebon Utara ( samping kiri), Jembatan Bondet, Desa Kalisapu, Desa Wanakaya, Jembatan condong ( Pasar Condong samping kanan), Desa Gunung Jati ( Wisata Ziarah Sunan Gunung Jati), Jembatan Pekik, Desa Jatimerta ( samping kiri), Desa Klayan ( samping kiri): Perumahan Villa Intan ( samping kanan), TVRI ( samping kanan), Pertamina UEP III ( samping kiri), Desa Jadimulya, Desa Pasindangan ( samping kiri), Desa Adidarma ( samping kanan): Rumah Sakit Tangkil ( samping kanan), POM Bensin( samping kanan), Jembatan Krucuk, Persimpangan Krucuk

2. Belok Kiri Jalan Diponegoro: Makam Pahlawan ( samping kiri)

3. Belok Kanan Jalan Samadikun:
Pesisir ( samping kiri), Asrama Polisi ( samping kiri), PERUM Gas ( samping kanan), POM Bensin ( samping kanan), Jembatan Sukalila

4. Jalan Sisingamangaraja:
Pelabuhan Cirebon Pos 1( samping kiri) , RS Pelabuhan ( samping kiri), Santa Maria ( samping kanan), Lampu Merah Pelabuhan Cirebon Pos 2

5. Belok Kanan Jalan Bahagia:
SMP Muhammadiyah ( samping kanan), Lampu Merah Pagongan, Toserba Asia ( samping kanan)

6. Jalan Pagongan:
Jogja Dept. Store ( samping kiri), Toko Buku Dasco ( samping kanan) , Telkom Cirebon ( samping kiri) , Lampu Merah Parujakan

7. Belok Kiri Jalan Parujakan

8. Belok Kanan Jalan Pekalangan

9. Belok Kanan Jalan Kembar: Stasiun Kereta Api Parujakan

10. Belok Kiri Jalan Tentara Pelajar:
Lintasan Kereta Api 2 Sepur, Grage Mall ( samping kanan)

11. Belok Kiri Cipto Mangunkusumo:
Belok kanan SMUN 2 Cirebon, SMP Kristen, Lampu Merah Gunung Sari

12. Belok Kanan Jalan Kartini:
Hotel Kharisma ( samping kiri), SDN Kartini ( samping kanan) , Masjid At Taqwa ( samping kiri) , Lampu Merah Kejaksan

13. Belok Kanan Jalan Siliwangi:
Jogja Dept. Store lama ( samping kiri), Pasar Pagi/PGC ( samping kanan), Toserba Surya ( samping kiri), Toserba Asia ( samping kiri), Lampu Merah Pagongan

14. Belok Kiri Jalan Pagongan:
SMP Muhammadiyah ( samping kiri) , Hero Supermarket ( samping kiri)

15. Belok Kiri Jalan ......, Lampu Merah BAT, Pelabuhan Cirebon Pos 1, Taman Ade Irma, Bank BNI

16. Belok Kiri Jalan Benteng:
Gereja ( samping kiri) , Gudang, Lembaga Pemasyarakatan ( samping kanan) , Pelabuhan Cirebon Pos 2 ( samping kanan) , Lampu Merah

17. Masuk Jalan Sisingamangaraja Kembali

18. Masuk Jalan Samadikun Kembali

19. Masuk Jalan Diponegoro Kembali

20. Masuk Krucuk Kembali

21. Masuk Jalan Sunan Gunung Jati Kembali

22. Masuk Pasar Celancang Kembali
Readmore »

Monday, October 5, 2009

Kota Udang, Surga Becak


Wardi, 23 tahun, duduk terkantuk-kantuk di becaknya. Angin yang bertiup sepoi-sepoi membuat kelopak matanya semakin berat. Sejurus kemudian, sebuah teriakan mampir ke telinganya, "Becak!" Sontak, rasa kantuk yang menyergapnya sirna. Tukang becak yang biasa mangkal di kawasan Cangkring I, kota Cirebon, itu segera menghampiri pelanggannya. Kedua kakinya yang kokoh segera mengayuh pedal becak dan mengantarkan penumpang hingga ke tujuan.

"Seharian baru dapat Rp 8.000," katanya, saat ditemui Tempo, beberapa saat kemudian. Uang itu didapat setelah nongkrong di pangkalan pada pukul 06.00-17.00 WIB. Jumlah yang tidak terlalu besar itu harus dipotong Rp 3.000 untuk setoran. Praktis, ia tinggal mengantongi Rp 5.000. "Untung saya masih membujang. Jadi, uang segini bisa dicukup-cukupkan," katanya polos.

Paceklik bagi tukang becak seperti Wardi juga dialami rekan seprofesinya, Kiman, 38 tahun. Setelah menarik becak siang dan malam, ia hanya mengantongi Rp 20 ribu. Padahal ketika reformasi belum berembus dan becak belum menyerbu kotanya, penghasilan Wardi, Kiman, juga tukang becak yang lain bisa berlipat-lipat. Saat itu uang Rp 30-40 ribu terasa gampang masuk kantong. Bahkan saat Kiman menarik di malam hari, penghasilannya bisa dua kali lipat.

Menilik penghasilannya yang terus merosot, keduanya sepakat dengan rencana pembatasan becak yang akan diterapkan Pemerintah Kota Cirebon. Sulit dimungkiri, penghasilan yang hanya segitu terlalu minim untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari yang terus bertambah. "Sebagai tukang becak, saya ini sudah memenuhi kewajiban, yaitu memiliki SIM dan STNK becak. Tapi tukang becak yang tidak punya SIM dan STNK becak, ternyata tetap bisa menarik becak dengan bebas di sini," ujar Wardi mengeluh.

Namun, rencana pembatasan becak ditentang oleh Karma, 29 tahun. Baginya, setiap orang berhak mencari makan asal caranya halal, termasuk mbecak. "Daripada kita menjadi perampok," ujarnya.

Urban asal Jatibarang, Kabupaten Indramayu, ini mengaku terpaksa menarik becak karena tak ada lagi lahan sawah yang bisa digarap di desanya. Sekarang musim kemarau, sawah majikan kering-kerontang. "Saya dan istri tidak bisa bekerja lagi menggarap sawah milik dia," katanya sembari menyebut sudah lima tahun menjadi tukang becak musiman di kota Cirebon.

Setiap hari, bapak tiga anak itu mangkal di dekat salah satu mal di Cirebon. Dalam sehari, penghasilan bersihnya paling banter Rp 10 ribu. Sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab, tiap Minggu, Karma pun pulang kampung. Memang jumlah yang diberikan kepada istrinya tidak terlalu banyak. Tapi ia tetap bersyukur karena asap dapur masih bisa mengepul. "Lumayan, daripada harus menjadi peminta-minta. Ini rezeki halal!"

Kepala Seksi Lalu Lintas, Dinas Perhubungan Kota Cirebon, Yanto Budiarto, mengakui, pascareformasi memang wilayahnya diserbu becak. Kebanyakan becak itu berasal dari luar kota Cirebon, seperti Indramayu, Kabupaten Cirebon, bahkan sebagian berasal dari Tegal dan Brebes, Jawa Tengah.

Membludaknya becak-becak itu, salah satunya, didorong kebijakan Wali Kota Cirebon saat itu, Laksamana Suriatmadja, yang membolehkan becak beroperasi hingga ke jalan-jalan protokol. Alasannya, pertimbangan kemanusiaan. Sebelumnya, daerah becak dibatasi dan tak boleh melewati jalan-jalan protokol. Kini, begitu leluasanya becak berkeliaran, sampai-sampai pengamat sosial Taufik Fathoni menyebut kota Cirebon sebagai surga bagi abang becak.

Celakanya, surga bagi tukang becak acap kali menjadi "neraka" bagi pengguna jalan yang lain. Tengok saja, mereka sering melanggar aturan lalu lintas. Saat mangkal, sekadar contoh, becak-becak itu sering kali menguasai hampir separuh badan jalan. Dengan kondisi seperti itu, wajar jika Taufik minta agar aturan tegas segera diterapkan. Hanya, karena menyangkut urusan perut, "Penegakan aturan mesti dilakukan secara bijaksana."

Kebijakan mana yang akan diambil: pembatasan jumlah becak atau menghidupkan kembali jalur-jalur bebas becak, peringatan Taufik relevan diperhatikan oleh Pemerintah Kota Cirebon. Jangan sampai, upaya mengatasi masalah malah menimbulkan masalah baru

Source http://www.infoanda.com

Readmore »

Maha Besar Allah SWT Atas Segala-galanya

Karena Kemurahan Allah lah kita-kita yang berlumuran dosa ini masih panjang umur, dan \"cuma\" mendapatakn bala yang sekarang dirasa. Kalau tidak, kita dihabisi-Nya. Namun lihat, di balik smua kesusahan yang terasa, Allah masih mngucurkan Karunia-Nya. Allah saja bersabar dalam melihat hamba-hambaNya yang bermaksiat dan menanti hamba-Nya bertaubat. Maka seyogyanya kita juga demikian. Perbesar husnudzdzan sama Allah, dan tetap istiqamah dalam taubatan nasuha. Sebagai gambaran ya:

# Bila kita kena dosa syirik, harusnya tidak terampuni. Kita langsung di-cut oleh Allah dari dunia, dan dilempar keluar untuk kita dipersilahkan Allah mencari perlindungan dari tuhan yang kita jadikan tuhan selain Allah.

# Jika kita meninggalkan 1 sholat shubuh saja, maka kita ditaroh di neraka selama 68 tahun yang perhitungan 1 hari nya minim-minim 1000 tahun di dunia. Wuih. Dan itu masih ditambah sederet mampir-mapir di neraka saqor, neraka yang penuh dengan ular. Di alam kuburnya, masih ditambah ketemu dengan ular syuja-ul aqro, ular dengan 16 kepala. Rasul bersabda, kepala-kepala itu ular di dunia, berwujud hutang yang tidak terbayar, penyakit yang tidak kunjung sembuh, keberkahan yang dicabut, dan masih banyak lagi rupanya itu ular.

# Jika kita durhaka sama orang tua, maka Allah tidak ridho. Sedang kita bisa mengerjakan sesuatu, berhasil di urusan sesuatu, sakses di urusan sesuatu, sebab ridho-Nya. Termasuk ketika berusaha menyelesaikan urusan-urusan, kalo ga ada ridho-Nya, ga akan beres. Maka ketika kita durhaka, keridhaan itu dicabut, mati langkah lah kita.

# Jika kita pezina yang masih bujang, 40 tahun susahnya. dan tidak disebut berzina, kecuali kemaluan lelaki masuk di kemaluan perempuan (maaf). Dan sayangnya pezina-pezina itu selalu melakukan koitus berkali-kali. Artinya, berkali-kali masuk-cabut-masuk (sekali lagi maaf). Sehingga tidak disebut zina, sekali jalan puas. Melainkan ia berkali-kali, hingga kemudian terpuaskan. Sekali zina, bisa berkali-kali ukuran fiqih senggamanya. Artinya apa? Jika 2-3x saja perlu keluar masuk, maka sdh 80-120 tahun susahnya. dan itu sama saja dengan seumur hidup susah. Sedangkan bila pezina itu sudah berkeluarga, maka hukuman semestinya adalah hukuman mati. Lalu kita dibiarkan lepas, bebas. Maka sesungguhnya kita sudah dianggap mati. Gedebong pisang. dan ini sama saja engga dianggep kita ini hidup oleh Allah.

# Doa rizki haram? Mutusin silaturahim? Ninggal shalat sunnah? Wuih, banyak banget. Kiranya, karena Allah itu Maha Pengampun lah kita benar-benar masih beroleh hidup dan masih diberi-Nya karunia. Salah satu karunia terbesar adalah diberi-Nya kita pengampunan dan kesempatan untuk memohon ampun dan mengejar keburukan dengan kebaikan-kebaikan. Jangan lihat kesusahan kita, tapi lihatlah kesempatan yang Allah berikan ini. Insya Allah tetap ada percepatan bagi yang kepengen segera keluar dari keterpurukannya.


www.wisatahati.com.

Readmore »

Peluncuran KA Argo Jati

Kereta Api Argo Jati yang melayani trayek Cirebon-Jakarta akan diluncurkan 12 April 2007 tepat pukul 14.00 WIB, di Stasiun Kejaksan, Cirebon, didahului dengan upacara tradisional dan pemecahan kendi, kata Humas PT Kereta Api DAOP 3 Cirebon, Suhartono, di Cirebon, Minggu.
Kereta Agro Jati merupakan pengganti dari Kereta Cirebon Ekspres Utama (Cirektama) yang gerbongnya akan kembali bergabung dengan rangkaian Cirebon Ekspress yang lain
Jika Cirektama setelah ada instruski pengurangan kecepatan mempunyai waktu tempuh tiga jam lebih, maka kereta Agro Jati ini mempunyai waktu tempuh 2 jam 50 menit untuk perjalanan Cirebon-Gambir atau waktu tempuhnya sama seperti Cirektama sebelum ada pengurangan kecepatan.



Dengan beroperasinya Argo Jati, maka jadwal pemberangkatan kereta kelas bisnis dan eksekutif dari Stasiun Kejaksan tetap, delapan kali waktu pemberangkatan yaitu lima untuk Cireks dan dua untuk Argo Jati.

Yang berbeda dengan kehadiran Argo Jati adalah perbaikan Ruang Tunggu Eksekutif di Stasiun Kejaksan, sehingga mempunyai standar kelas tunggu untuk penumpang kereta berkelas Argo.



Readmore »

Friday, October 2, 2009

Kopi Kapal Api

Kopi Kapal Api berawal dari tahun 1927 sebagai kopi dalam kemasan tanpa merk di Pasar Pabean, Surabaya. Dikarenakan mutu yang selalu terkendali produk tersebut disambut secara antusias oleh pasar. Pada saat itu, pasar
di Indonesia belum pernah mendapatkan pilihan kopi dengan kualitas sebaik Kapal Api.

Ramuan istimewa Kapal Api menawarkan kualitas yang terbaik, rasa yang mantap dan aroma yang memikat. Merupakan produk yang tepat untuk mengawali bangun pagi anda dan sekaligus menemani anda sepanjang hari.

Sekali mencium aroma istimewanya, Anda langsung mengerti bahwa Kapal Api adalah kopi terbaik yang ada di pasaran. Dibuat dari biji kopi pilihan serta diolah secara khusus, Kapal Api memberikan standar baru dalam menikmati rasa dan sensasi secangkir kopi.

Untuk memenuhi kebutuhan akan kenikmatan kopi, konsumen kini mendapatkan pilihan yang beragam mulai dari Kapal Api Special (kopi bubuk murni), Kapal Api Special Mix (kopi plus gula), Kapal Api Kopi Susu (kopi, gula dan susu) sampai ke produk yang baru saja diluncurkan, Kapal Api Mocha (kopi, gula, susu dengan campuran coklat).

Produk berkualitas prima yang didukung penuh oleh manajemen yang handal serta distribusi yang merata, Kapal Api kini bukan hanya memimpin pasar di Indonesia, namun juga telah berhasil memasuki pasar-pasar di Asia Tenggara dan dunia


 

 
Sumber http://www.kapalapi.co.id

Readmore »