<data:blog.pageTitle/> <data:blog.pageName/>

Monday, August 31, 2009

KOTA UDANG: Industri Rotan Cirebon

Readmore »

Sejarah Indramayu

 
Sejarah Kabupaten Indramayu
Sejarah putra Tumenggung Gagak Singalodra dari Bengelen Jawa Tengah bernama Raden Wiralodra yang mempunyai garis keturunan Majapahit dan Pajajaran, dalam tapa baratanya di kaki Gunung Sumbing mendapat wangsit.

"Hai Wiralodra apabila engkau ingin berbahagia berketurunan di kemudian hari, pergilah kearah matahari terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. Manakala telah disana, berhentilah dan tebanglah belukar secukupnya untuk mendirikan pedukuhan dan menetaplah disana. Kelak tempat itu akan menjadi subur dan makmur serta tujuh turunanmu akan memerintah disana". Demikianlah bunyi wangsit itu.
R. Wiralodra ditemani Ki Tinggil dan berbekal senjata Cakra Undaksana. Tokoh-tokoh lain dengan pendiri pedukuhan dimaksud adalah Nyi Endang Darma yang cantik dan sakti, Aria Kemuning putra Ki Gede Lurah Agung yang diangkat putra oleh Putri Ong Tien istri Sunan Gunung Jati. Ki Buyut Sidum / Kidang Pananjung seorang pahlawan Panakawan Sri Baduga dari Pajajaran, Pangeran Guru, seorang pangeran dari Palembang yang mengajarkan Kanuragan dengan 24 muridnya.
Pedukuhan tersebut berkembang dan diberi nama "Darma Ayu" oleh R. Wiralodra yang diambil dari nama seorang wanita yang dikagumi karena kecantikan dan tkesaktiannya "Nyi Endang Darma", serta dapat diartikan "Kewajiaban Yang Utama" atau "Tugas Suci".
Pedukuhan Cimanuk yang diberi nama "Darma Ayu" yang kemudian berubah menjadi "Indramayu", setelah terbebas dari kekuasaan Pajajaran pada tahun 1527, diproklamirkan berdirinya oleh R. Wiralodra pada hari Jum'at Kliwon tanggal 1 Muharram 934H atau 1 Sura 1449 dan jatuh pada tanggal 7 Oktober 1527. Titimangsa tersebut resmi sebagai Hari Jadi Indramayu.
Setelah 1527, Daerah Indramayu terbagi dalam tiga propinsi meliputi :
Propinsi Singapura, meliputi sebelah timur sampai Sungai Kamal.
Propinsi Rajagaluh, meliputi daerah tengah sampai Jati tujuh.
Propinsi Sumedang, meliputi bagian barat sampai Kandanghaur.

Tahun 1681, mulai dikuasai kompeni.
Zaman pemerintahan Daenles (1806 - 1811) daerah sebelah barat sungai Cimanuk dimasukan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada masa ini berada dalam kekuasaan kerajaan Demak. Tahun 1546 menjadi bagian kesultanan Cirebon.
Tahun 1615 sebelah timur Sungai Cimanuk menjadi bagian keultanan Cirebon dan bagian baratnya ermasuk dalam wilayah kerajaan Mataram.
Tahun 1681, mulai dikuasai kompeni. Zaman pemerintahan Daenles (1806 - 1811) daerah sebelah barat sungai Cimanuk dimasukan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada zaman kompeni menjadi ajang masuk pertempuran segitiga antara kompeni, Mataran dan Banten. Tahun 1706, Indramayu jatuh kedalam kekuasaan kompeni Belanda seluruhnya seperti halnya dengan daerah-daerah lain, Indramayu mempunyai perjalanan yang sama berada dalam kekuasaan penjajahan.(*)
 
sumber:  jabar.go.id
Readmore »

Industri Rotan Cirebon

CIREBON. Walaupun tak segemerlap Jakarta atau kota besar lainnya, akan tetapi kemasyhuran Kota Udang Cirebon telah sampai ke telinga dunia. Lantaran, di kota ini tersimpan banyak potensi sentra usaha masyarakat berskala dunia.

Sebut saja sentra batik di Desa Trusmi, Plered. Atau sentra udang di beberapa kabupaten di pesisir Cirebon. Dan, sentra produksi mebel dari rotan. Sayangnya, beberapa sentra industri
seperti udang dan rotan sedang mengalami masa sulit saat ini.

Sentra rotan di Cirebon sendiri tersebar di enam kecamatan. Sebut saja di Kecamatan Weru, terutama di desa tegalwangi. Kemudian di Kecamatan Plered, di desa Tegalsari. Lainnya, ada di Kecamatan Plumbon, Sumber, Depok dan Palimanan. Dari kecamatan-kecamatan tersebut, setidaknya 80% ekspor kerajinan rotan nasional dihasilkan. Diikuti oleh sentra rotan di Jepara dan Sukoharjo, di Jawa Tengah.

Tak berlebihan sekiranya bila sentra rotan Cirebon digolongkan sebagai sentra rotan terbesar di Indoensia dengan total ekspor kerajinan rotan sebesar 47,7 ton atau senilai USD 121, 66 juta menurut data Asosiasi Industri permebelan dan kerajinan Indoensia (Asmindo) pada tahun 2007 silam.

Pada masa jayanya, sentra rotan di Cirebon mampu mengekspor sekitar 3000 kontainer sebulan. Pada saat itu, rotan Cirebon menguasai 90% pasar dunia. Kini, sentra ini hanya mampu mengekspor sekitar 75 sampai 150 kontainer sebulan.

kepmen Runtuhkan Industri Rotan Dalam Negeri

Kapanlagi.com - Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 12/M-DAG/Kep/6/2005 yang membuka ekspor bahan baku rotan atau SK 12/2005 menjadi penyebab utama runtuhnya industri rotan Indonesia sehingga Presiden harus mencabut SK itu agar nasib industri rotan tidak makin terpuruk.

Industri Rotan Cirebon Diambang Kebangkrutan

Cirebon, 14 September 2002 12:10
DINAS Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon memprotes keras rencana pemerintah yang bakal menurunkan pajak ekspor rotan setengah jadi dari yang semula 15 persen menjadi 10 persen.

"Kalau rencana penurunan pajak ekspor jadi dilaksanakan, bisa dipastikan lima sampai 10 tahun ke depan industri kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon hanya tinggal kenangan, dan puluhan ribu tenaga kerja bakal menganggur,"

sumber www.gatra.com

Readmore »

Sunday, August 30, 2009

Oemahkoe.com

http://omahkoe.com meupakan situs tentang design rumah dan keterkaitan rumah dengan pemiliknya, akan tetapi jika kita masuk ke situs tersebut yang pertama saya lihat adalah video tentang rumah akan tetapi ada suatu yang menggannggu pemandangan yaitu iklan dari bidvertiser.com yang berserakan terus ada semacam garis tengah yang komposisinys kurang menarik., terus untuk tiap artikel tidak menggunakan fasilitas read more atau untuk setiap artikel diberi halaman saja.
Berikut tips untuk anda
1. Lakukan pengecekan halaman pada beberapa web browser yang berbeda:
2. Pilihan warna pada blog : Pemilihan warna memang susah-susah gampang semuanya tergantung selera pemilik blog. Jangan terlalu egois, pilih warna sesuai dengan tema website anda. coba anda pikir jika website anda tentang agama dengan pilihan warna hitam, terlihat janggal bukan! kebanyakan warna hitam lebih cenderung ke situs yang bertemakan underground.
3. Hindari pasang jumlah pengunjung tetap: jika website anda baru jangan gunakan jumlah pengunjung (counter), ini akan berakibat penilaian yang buruk terhadap website anda. walaupun untuk beberapa penyedia layanan counter menyediakan fasilitas untuk memanipulasi dan menambah jumlah pengunjung secara manual, coba anda pikir website yang baru dibuat sudah mencapai 100.000 pengunjung apa itu mungkin?.
4. Jangan memasang iklan yang berserakan : Iklan yang banyak memang sangat menguntungkan, namun jangan sampai isi halaman anda hanya iklan dan iklan. Pasang iklan sewajarnya saja dan tahukah anda pengunjung sangat risih dengan adanya iklan yang telihat melebihi kapasitas dari isi halaman website anda.
5. Menampilkan status IP pengunjung : website anda bukan program spy khan?, jadi lebih baik tidak usah dipasang agar pengunjung tidak merasa dimata-matai.
6. Memasang widgets yang tidak ada hubunganganya dengan website : Menambahkan widgets memang menyenangkan tapi jika tidak ada hubungannya malah website anda terkesan aneh. pasanglah widget sesuai dengan kebutuhan saja.
7. Perhatikan tanda baca : Perhatikan tulisan anda apakah sudah benar tanda bacanya. Kesalahan dalam titik koma saja akan berakibat mempunyai arti yang berbeda.
8. Jangan gunakan gambar yang besar : Gambar memang mempercantik halaman anda, gambar yang besar justru jadi bumerang buat loading page anda. yang jelas website anda pasti akan diabaikan untuk sementara waktu ketika loading page sedang berjalan.
9. Cara merespon komentar yang baik : Jangan pernah bersikap menggurui, hargai semua komentar dengan bijak walau pun ada beberapa komentar yang menyebalkan. Ingat! website tempat orang menuangkan semua ide dan pemikiran jadi semua orang pasti mempunyai pendapat yang berbeda.

Blog Advertising
Readmore »

Friday, August 28, 2009

Sunan Gunung Jati

1. ASAL USUL.
Sunan Gunung JatiSebelum era Sunan Gunung Jati berdakwah di Jawa Barat. Ada seorang ulama besar dari Bagdad telah datang di daerah Cirebon bersama duapuluh dua orang muridnya. Ulama besar itu bernama Syekh Kahfi. Ulama inilah yang lebih dahulu menyiarkan agama Islam di sekitar daerah Cirebon.
Al-Kisah, putra Prabu Siliwangi dari Pajajaran bernama Pangeran Walangsungsang dan adiknya Rara Santang pada suatu malam mendapat mimpi yangsama .Mimpi itu terulang hingga tiga kali yaitu bertemu dengan Nabi Muhammad yang mengajarkan agama Islam.
Wajah Nabi Muhammad yang agung dan caranya menerangkan Islam demikian mempersona membuat kedua anak muda itu merasa rindu.Tapi mimpi itu hanya terjadi tiga kali.
Seperti orang kehausan, kedua anak muda itu mereguk air lebih banyak lagi, air yang akan menyejukkan jiwanya itu agama Islam. Kebetulan mereka telah mendengar adanya Syekh Dzatul Kahfi atau lebih muda disebut Syekh Datuk Kahfi yang membuka perguruan Islam di Cirebon. Mereka mengutarakan maksudnya kepada Prabu Siliwangi untuk berguru kepada Syekh Datuk Kahfi, mereka ingin memperdalam agama Islam seperti ajaran Nabi Muhammad SAW. Tapi keinginan mereka ditolak oleh Prabu Siliwangi.
Pangeran Walangsungsang dan adiknya nekad, keduanya melarikan diri dari istana dan pergi berguru kepada Syekh Datuk Kahfi di Gunung Jati. Setelah berguru beberapa lama di Gunung Jati, Pangeran Walangsungsang diperintahkan oleh Syekh Datuk Kahfi untuk membuka hutan di bagian selatan Gunung Jati. Pangeran Walangsungsang adalah seorang pemuda sakti, tugas itu diselesaikannya hanya dalam beberapa hari. Daerah itu dijadikan pendukuhan yang makin hari banyak orang berdatangan menetap dan menjadi pengikut Pangeran Walangsungsang. Setelah daerah itu ramai Pangeran Walangsungsang diangkat sebagai kepala Dukuh dengan gelar Cakrabuana. Daerahnya dinamakan Tegal Alang-alang.
Orang yang menetap di Tegal Alang-alang terdiri dari berbagai rasa atau keturunan, banyak pula pedagang asing yang menjadi penduduk tersebut, sehingga terjadilah pembauran dari berbagai ras dan pencampuran itu dalam bahasa Sunda disebut Caruban.Maka Legal Alang-alang disebut Caruban.
Sebagian besar rakyat Caruban mata pencariannya adalah mencari udang kemudian dibuatnya menjadi petis yang terkenal.
Dalam bahasa Sunda Petis dari air udang itu, Cai Rebon. Daerah Carubanpun kemudian lebih dikenal sebagai Cirebon hingga sekarang ini. Setelah dianggap memenuhi syarat, Pangeran Cakrabuana dan Rarasantang di perintah Datuk Kahfi untuk melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Di Kota Suci Mekkah, kedua kakak beradik itu tinggal di rumah seorang ulama besar bernama Syekh Bayanillah sambil menambah pengetahuan agama.
Sewaktu mengerjakan tawaf mengelilingi Ka’bah kedua kakak beradik itu bertemu dengan seorang Raja Mesir bernama Sultan Syarif Abdullah yang sama-sama menjalani Ibadah haji. Raja Mesir itu tertarik pada wajah Rarasantang yang mirip mendiang istrinya.
Sesudah ibadah haji diselesaikan Raja Mesir itu melamar Rarasantang pada Syekh Bayanillah.
Rarasantang dan Pangeran Cakrabuana tidak keberatan. Maka dilangsungkanlah pernikahan dengan cara Mazhab Syafi’i. Nama Rarasantang kemudian diganti dengan Syarifah Mudaim. Dari perkawinan itu lahirlah Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah.
Pangeran Cakrabuana sempat tinggal di Mesir selama tiga tahun. Kemudian pulang ke Jawa dan mendirikan Negeri Caruban Larang. Negeri Caruban Larang adalah perluasan dari daerah Caruban atau Cirebon, pola pemerintahannya menggunakan azas Islami. Istana negeri itu dinamakan sesuai dengan putri Pangeran Cakrabuana yaitu Pakungwati.
Dalam waktu singkat Negeri Caruban Larang telah terkenal ke seluruh Tanah Jawa, terdengar pula oleh Prabu Siliwangi selaku penguasa daerah Jawa Barat. Setelah mengetahui negeri baru tersebut dipimpin putranya sendiri, maka sang Raja tidak keberatan walau hatinya kurang berkenan. Sang Prabu akhirnya juga merestui tampuk pemerintahan putranya, bahkan sang Prabu memberinya gelar Sri Manggana.
Sementara itu dalam usia muda Syarif Hidayatullah ditinggal mati oleh ayahnya. Ia ditunjuk untuk menggantikan kedudukannya sebagai Raja Mesir, tapi anak muda yang masih berusia dua puluh tahun itu tidak mau. Dia dan ibunya bermaksud pulang ke tanah Jawa berdakwah di Jawa Barat. Kedudukan ayahnya itu kemudian diberikan kepada adiknya yaitu Syarif Nurullah.
Sewaktu berada di negeri Mesir, Syarif Hidayatullah berguru kepada beberapa ulama besar didaratan Timur Tengah. Dalam usia muda itu ilmunya sudah sangat banyak, maka ketika pulang ke tanah leluhurnya yaitu Jawa, ia tidak merasa kesulitan melakukan dakwah.
2. PERJUANGAN SUNAN GUNUNG JATI.
Sering kali terjadi kerancuan antara nama Fatahillah dengan Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati. Orang menganggap Fatahillah dan Syarif Hidayatullah adalah satu, tetapi yang benar adalah dua orang. Syarif Hidayatullah cucu Raja Pajajaran adalah seorang penyebar agama Islam di Jawa Barat yang kemudian disebut Sunan Gunungjati.
Sedang Fatahillah adalah seorang pemuda Pasai yang dikirim Sultan Trenggana membantu Sunan Gunungjati berperang melawan penjajah Portugis.
Bukti bahwa Fatahillah bukan Sunan Gunungjati adalah makam dekat Sultan Gunungjati yang ada tulisan Tubagus Pasai Fathullah atau Fatahillah atau Faletehan menurut lidah orang Portugis. Syarif Hidayatullah dan ibunya Syarifah Muda’im datang di negeri Caruban Larang Jawa Barat pada tahun 1475 sesudah mampir dahulu di Gujarat dan Pasai untuk menambah pengalaman. Kedua orang itu disambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana dan keluarganya. Syekh Datuk Kahfi sudah wafat, guru Pangeran Cakrabuana dan Syarifah Muda’im itu dimakamkan di Pasambangan. Dengan alasan agar selalu dekat dengan makam gurunya, Syarifah Muda’im minta agar diijinkan tinggal di Pasambangan atau Gunungjati.
Syarifah Muda’im dan putranya yaitu Syarif Hidayatullah meneruskan usaha Syekh Datuk Kahfi membuka Pesantren Gunungjati. Sehingga kemudian dari Syarif Hidayatullah lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunungjati.
Tibalah saat yang ditentukan, Pangeran Cakrabuana menikahkan anaknya yaitu Nyi Pakungwati dengan Syarif Hidayatullah. Selanjutnya yaitu pada tahun 1479, karena usianya sudah lanjut Pangeran Cakrabuana menyerahkan kekuasaan Negeri Caruban kepada Syarif Hidayatullah dengan gelar Susuhunan artinya orang yang dijunjung tinggi. Disebutkan, pada tahun pertama pemerintahannya Syarif Hidayatullah berkunjung ke Pajajaran untuk mengunjungi kakeknya yaitu Prabu Siliwangi. Sang Prabu diajak masuk Islam kembali tapi tidak mau. Mesti Prabu Siliwangi tidak mau masuk Islam, dia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama Islam di wilayah Pajajaran. Syarif Hidayatullah kemudian melanjutkan perjalanan ke Serang. Penduduk Serang sudah ada yang masuk Islam dikarenakan banyaknya saudagar dari Arab dan Gujarat yang sering singgah ke tempat itu.
Kedatangan Syarif Hidayatullah disambut baik oleh adipati Banten. Bahkan Syarif Hidayatullah dijodohkan dengan putri Adipati Banten yang bernama Nyi Kawungten.
Dari perkawinan inilah kemudian Syarif Hidayatullah di karuniai dua orang putra yaitu Nyi Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking. Dalam menyebarkan agama islam di Tanah Jawa, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati tidak bekerja sendirian, beliau sering ikut bermusyawarah dengan anggota wali lainnya di Masjid Demak. Bahkan disebutkan beliau juga membantu berdrinya Masjid Demak. Dari pergaulannya dengan Sultan Demak dan para Wali lainnya ini akhirnya Syarif Hidayatullah mendirikan Kesultanan Pakungwati dan ia memproklamirkan diri sebagai Raja yang pertama dengan gelar Sultan.
Dengan berdirinya Kesultanan tersebut Cirebon tidak lagi mengirim upeti kepada Pajajaran yang biasanya disalurkan lewat Kadipaten Galuh. Tindakan ini dianggap sebagai pembangkangan oleh Raja Pajajaran. Raja Pajajaran tak peduli siapa yang berdiri di balik Kesultanan Cirebon itu maka dikirimkannya pasukan prajurit pilihan yang dipimpin oleh Ki Jagabaya. Tugas mereka adalah menangkap Syarif Hidayatullah yang dianggap lancang mengangkat diri sebagai raja tandingan Pajajaran. Tapi usaha ini tidak berhasil, Ki Jagabaya dan anak buahnya malah tidak kembali ke Pajajaran, mereka masuk Islam dan menjadi pengikut Syarif Hidayayullah.
Dengan bergabungnya prajurit dan perwira pilihan ke Cirebon maka makin bertambah besarlah pengaruh Kesultanan Pakungwati. Daerah-daerah lain seperti : Surantaka, Japura, Wana Giri, Telaga dan lain-lain menyatakan diri menjadi wilayah Kasultanan Cirebon.
Lebih-lebih dengan diperluasnya Pelabuhan Muara Jati, makin bertambah besarlah pengaruh Kasultanan Cirebon. Banyak pedagang besar dari negeri asing datang menjalin persahabatan.
Diantaranya dari negeri Tiongkok. Salah seorang keluarga istana Cirebon kawin dengan Pembesar dari negeri Cina yang berkunjung ke Cirebon yaitu Ma Huan. Maka jalinan antara Cirebon dan negeri Cina makin erat.
Bahkan Sunan Gunungjati pernah diundang ke negeri Cina dan kawin dengan putri Kaisar Cina yang bernama Putri Ong Tien. Kaisar Cina yang pada saat itu dari dinasti Ming juga beragama Islam. Dengan perkawinan itu sang Kaisar ingin menjalin erat hubungan baik antara Cirebon dan negeri Cina, hal ini ternyata menguntungkan bangsa Cina untuk dimanfaatkan dalam dunia perdagangan.
Sesudah kawin dengan Sunan Gunungjati, Putri Ong Tien di ganti namanya menjadi Nyi Ratu Rara Semanding. Kaisar ayah Putri Ong Tien ini membekali putranya dengan harta benda yang tidak sedikit, sebagian besar barang-barang peninggalan putri Ong Tien yang dibawa dari negeri Cina itu sampai sekarang masih ada dan tersimpan di tempat yang aman.
Istana dan Masjid Cirebon kemudian dihiasi dan diperluas lagi dengan motif-motif hiasan dinding dari negeri Cina. Masjid Agung Sang Ciptarasa dibangun pada tahun 1480 atas prakarsa Nyi Ratu Pakungwati atau istri Sunan Gunungjati. Dari pembangunan masjid itu melibatkan banyak pihak, diantaranya Wali Songo dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah. Dalam pembangunan itu Sunan Kalijaga mendapat penghormatan untuk mendirikan Soko Tatal sebagai lambang persatuan ummat.
Selesai membangun masjid, diserukan dengan membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan Cirebon dengan daerah-daerah Kadipaten lainnya untuk memperluas pengembangan Islam di seluruh Tanah Pasundan. Prabu Siliwangi hanya bisa menahan diri atas perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas itu. Bahkan wilayah Pajajaran sendiri sudah semakin terhimpit.
Pada tahun 1511 Malaka diduduki oleh bangsa Portugis. Selanjutnya mereka ingin meluaskan kekuasaan ke Pulau Jawa. Pelabuhan Sunda Kelapa yang jadi incaran mereka untuk menancapkan kuku penjajahan. Demak Bintoro tahu bahaya besar yang mengancam kepulauan Nusantara. Oleh karena itu Raden Patah mengirim Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor untuk menyerang Portugis di Malaka. Tapi usaha itu tak membuahkan hasil, persenjataan Portugis terlalu lengkap, dan mereka terlanjur mendirikan benteng yang kuat di Malaka.
Ketika Adipati Unus kembali ke Jawa, seorang pejuang dari Pasai (Malaka) bernama Fatahillah ikut berlayar ke Pulau Jawa. Pasai sudah tidak aman lagi bagi mubaligh seperti Fatahillah karena itu beliau ingin menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.
Raden Patah wafat pada tahun 1518, berkedudukannya digantikan oleh Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor, baru saja beliau dinobatkan muncullah pemberontakan pemberontakan dari daerah pedalaman, didalam usaha memadamkan pemberontakan itu Pangeran Sabrang Lor meninggal dunia, gugur sebagai pejuang sahid.
Pada tahun 1521 Sultan Demak di pegang oleh Raden Trenggana putra Raden Patah yang ketiga. Di dalam pemerintahan Sultan Trenggana inilah Fatahillah diangkat sebagai Panglima Perang yang akan ditugaskan mengusir Portugis di Sunda Kelapa.
Fatahillah yang pernah berpengalaman melawan Portugis di Malaka sekarang harus mengangkat senjata lagi. Dari Demak mula-mula pasukan yang dipimpinnya menuju Cirebon. Pasukan gabungan Demak Cirebon itu kemudian menuju Sunda Kelapa yang sudah dijarah Portugis atas bantuan Pajajaran.
Mengapa Pajajaran membantu Portugis ? Karena Pajajaran merasa iri dan dendam pada perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas, ketika Portugis menjanjikan bersedia membantu merebut wilayah Pajajaran yang dikuasai Cirebon maka Raja Pajajaran menyetujuinya.
Mengapa Pasukan gabungan Demak-Cirebon itu tidak dipimpin oleh Sunan Gunungjati ? Karena Sunan Gunungjati tahu dia harus berperang melawan kakeknya sendiri, maka diperintahkannya Fatahillah memimpin serbuan itu. Pengalaman adalah guru yang terbaik, dari pengalamannya bertempur di Malaka, tahulah Fatahillah titik-titik lemah tentara dan siasat Portugis. Itu sebabnya dia dapat memberi komando dengan tepat dan setiap serangan Demak-Cirebon selalu membawa hasil gemilang. Akhirnya Portugis dan Pajajaran kalah, Portugis kembali ke Malaka, sedangkan Pajajaran cerai berai tak menentu arahnya. Selanjutnya Fatahillah ditugaskan mengamankan Banten dari gangguan para pemberontak yaitu sisa-sisa pasukan Pajajaran. Usaha ini tidak menemui kesulitan karena Fatahillah dibantu putra Sunan Gunungjati yang bernama Pangeran Sebakingking. Di kemudian hari Pangeran Sebakingking ini menjadi penguasa Banten dengan gelar Pangeran Hasanuddin.
Fatahillah kemudian diangkat segenap Adipati di Sunda Kelapa. Dan merubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, karena Sunan Gunungjati selaku Sultan Cirebon telah memanggilnya untuk meluaskan daerah Cirebon agar Islam lebih merata di Jawa Barat.
Berturut-turut Fatahillah dapat menaklukkan daerah TALAGA sebuah negara kecil yang dikuasai raja Budha bernama Prabu Pacukuman. Kemudian kerajaan Galuh yang hendak meneruskan kebesaran Pajajaran lama.Raja Galuh ini bernama Prabu Cakraningrat dengan senopatinya yang terkenal yaitu Aria Kiban. Tapi Galuh tak dapat membendung kekuatan Cirebon, akhirnya raja dan senopatinya tewas dalam peperangan itu.
Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih Fatahillah. Akhirnya Sunan Gunungjati memanggil ulama dari Pasai itu ke Cirebon. Sunan Gunungjati menjodohkan Fatahillah dengan Ratu Wulung Ayu. Sementara kedudukan Fatahillah selaku Adipati Jayakarta kemudian diserahkan kepada Ki Bagus Angke. Ketika usia Sunan Gunungjati sudah semakin tua, beliau mengangkat putranya yaitu Pangeran Muhammad Arifin sebagai Sultan Cirebon ke dua dengan gelar Pangeran Pasara Pasarean. Fatahillah yang di Cirebon sering disebut Tubagus atau Kyai Bagus Pasai diangkat menjadi penasehat sang Sultan.
Sunan Gunung Jati lebih memusatkan diri pada penyiaran dakwah Islam di Gunungjati atau Pesantren Pasambangan. Namun lima tahun sejak pengangkatannya mendadak Pangeran Muhammad Arifin meninggal dunia mendahului ayahandanya. Kedudukan Sultan kemudian diberikan kepada Pangeran Sebakingking yang bergelar sultan Maulana Hasanuddin, dengan kedudukannya di Banten. Sedang Cirebon walaupun masih tetap digunakan sebagai kesultanan tapi Sultannya hanya bergelar Adipati.Yaitu Adipati Carbon I. Adpati Carbon I ini adalah menantu Fatahillah yang diangkat sebagai Sultan Cirebon oleh Sunan Gunung Jati.
Adapun nama aslinya Adipati Carbon adalah Aria Kamuning.
Sunan Gunungjati wafat pada tahun 1568, dalam usia 120 tahun. Bersama ibunya, dan pangeran Carkrabuasa beliau dimakamkan di gunung Sembung. Dua tahun kemudian wafat pula Kyai Bagus Pasai, Fatahillah dimakamkan ditempat yang sama, makam kedua tokoh itu berdampingan, tanpa diperantarai apapun juga. Demikianlah riwayat perjuangan Sunan Gunungjati.
Sumber http://www.dongengkakrico.com
Readmore »

Asal Mula Kata OK

menurut penelitian,
kata “OK” adalah kata yang paling sering diucapkan setiap harinya;
tapi taukan kamu darimana asalanya kata yang terdiri dari 2 huruf
tersebut?
pada tahun 1939-1945;
ketika World War II sedang berlangsung..
tentara amerika membagi pasukannya ke dalam dua kapal yang terpisah.
pasukan dari kapal perang A mengirimkan suatu pesan sederhana yang
terdiri dari 2 huruf kepada pasukan di kapal satunya.
isi pesan tersebut adalah “0K” (nol dan huruf K);
namun pasukan dari negara lain salah mengartikannya sebagai OK,
yang mereka artkan sebagai alright.
padahal sebenarnya..
“0K” adalah singkatan untuk “0 Killed” (zero killed) yang maksudnya
adalah tak ada satupun tentara amerika yang terbunuh.
Readmore »

Silsilah Sunan Gunung Jati

Silsilah Dari Raja Pajajaran
Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah
.Rara Santang (Syarifah Muda’im)
.Prabu Jaya Dewata @ Raden Pamanah Rasa @ Prabu Siliwangi II
.Prabu Dewa Niskala (Raja Galuh/Kawali)
.Niskala Wastu Kancana @ Prabu Sliwangi I
.Prabu Linggabuana @ Prabu Wangi (Raja yang tewas di Bubat)
Silsilah Dari Rasulullah
Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah Al-Khan bin
.Sayyid ‘Umadtuddin Abdullah Al-Khan bin
.Sayyid ‘Ali Nuruddin Al-Khan @ ‘Ali Nurul ‘Alam
.Sayyid Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan bin
.Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
.Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan bin
.Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad,India) bin
.Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
.Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
.Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
.Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
.Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
.Sayyid Alawi Awwal bin
.Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
.Ahmad al-Muhajir bin
.Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi bin
.Sayyid Muhammad An-Naqib bin
.Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
.Sayyidina Ja’far As-Sodiq bin
.Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
.Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin bin
.Al-Imam Sayyidina Hussain
Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahro binti Muhammad
SILSILAH PARA SULTAN KANOMAN
  1. Sunan Gunung Jati Syech Hidayahtullah
  2. Panembahan Pasarean Muhammad Tajul Arifin
  3. Panembahan Sedang Kemuning
  4. Panembahan Ratu Cirebon
  5. Panembahan Mande Gayem
  6. Panembahan Girilaya
  7. Para Sultan :
    1. Sultan Kanoman I (Sultan Badridin)
    2. Sultan Kanoman II ( Sultan Muhamamad Chadirudin)
    3. Sultan Kanoman III (Sultan Muhamamad Alimudin)
    4. Sultan Kanoman IV (Sultan Muhamamad Chadirudin)
    5. Sultan Kanoman V (Sultan Muhamamad Imammudin)
    6. Sultan Kanoman VI (Sultan Muhamamad Kamaroedin I)
    7. Sultan Kanoman VII (Sultan Muhamamad Kamaroedin )
    8. Sultan Kanoman VIII (Sultan Muhamamad Dulkarnaen)
    9. Sultan Kanoman IX (Sultan Muhamamad Nurbuat)
    10. Sultan Kanoman X (Sultan Muhamamad Nurus)
    11. Sultan Kanoman XI (Sultan Muhamamad Jalalludin)
SILSILAH SULTAN KASEPUHAN CIREBON
  1. Pangeran Pasarean
  2. Pangeran Dipati Carbon
  3. Panembahan Ratu
  4. Pangeran Dipati Carbon
  5. Panembahan Girilaya
  6. Sultan Raja Syamsudin
  7. Sultan Raja Tajularipin Jamaludin
  8. Sultan Sepuh Raja Jaenudin
  9. Sultan Sepuh Raja Suna Moh Jaenudin
  10. Sultan Sepuh Safidin Matangaji
  11. Sultan Sepuh Hasanudin
  12. Sultan Sepuh I
  13. Sultan Sepuh Raja Samsudin I
  14. Sultan Sepuh Raja Samsudin II
  15. Sultan Sepuh Raja Ningrat
  16. Sultan Sepuh Jamaludin Aluda
  17. Sultan Sepuh Raja Rajaningrat
  18. Sultan Pangeran Raja Adipati H. Maulana Pakuningrat, SH
  19. Sultan Pangeran Raja Adipati Arif Natadiningrat
SILSILAH SULTAN KERATON KECERIBONAN
  1. Pangeran Pasarean
  2. Pangeran Dipati Carbon
  3. Panembahan Ratu Pangeran Dipati Anom Carbon
  4. Pangeran Dipati Anom Carbon
  5. Panembahan Girilaya
  6. Sultan Moh Badridini Kanoman
  7. Sultan Anom Raja Mandurareja Kanoman
  8. Sultan Anom Alimudin
  9. Sultan Anom Moh Kaerudin
  10. Sultan Carbon Kaeribonan
  11. Pangeran Raja Madenda
  12. Pangeran Raja Denda Wijaya
  13. Pangeran Raharja Madenda
  14. Pangeran Raja Madenda
  15. Pangeran Sidek Arjaningrat
  16. Pangeran Harkat Nata Diningrat
  17. Pangeran Moh Mulyono Ami Natadiningrat
  18. KGPH Abdulgani Nata Diningrat Dekarangga
SILSILAH PANEMBAHAN CIREBON
  1. Sunan Gunung Jati Syech Hidayatullah
  2. Panembahan Pasarean Muhammad Tajul Arifin
  3. Panembahan Sedang Kemuning
  4. Panembahan Ratu Cirebon
  5. Panembahan Mande Gayem
  6. Panembahan Girilaya
  7. Pangeran Wangsakerta (Panembahan Cirebon I)
  8. Panembahan Cirebon II (Syech Moch. Abdullah)
  9. Panembahan Cirebon III (Syech Moch. Abdullah II)
  10. Panembahan Syech Kalibata
  11. Panembahan Syech Moch. Abdurrohman
  12. Panembahan Syech Moch. Yusuf
  13. Panembahan Moch. Abdullah
  14. Panembahan Jaga Raksa
  15. K.H Moch. Syafe’i
  16. K.H Moch. Muskawi
  17. H. Moch. Parma
  18. H. Salimmudin
  19. Hj. Siti Ruqoyah
Readmore »

Terbelahnya kekuasaan keraton di Cirebon

Terbelahnya kekuasaan keraton di Cirebon berawal dari kisah unik tanpa pertumpahan darah. Pada 1662, Amangkurat I mengundang Panembahan Adiningkusumah datang ke Mataram untuk menghormati dan mempertanggungjawabkan sikapnya terhadap Banten dan juga Mataram.
Panembahan Adiningkusumah yang juga disebut Panembahan Girilaya bersama dua putranya memenuhi undangan tersebut. Namun mereka tidak boleh kembali ke Cirebon dan harus tinggal di Mataram. Meski demikian, mereka diberi tempat untuk tinggal serta diakui sebagai penguasa Cirebon.
Sejak Panembahan Girilaya dan kedua putranya, Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya, berada di Mataram, pemerintahan sehari-hari di Cirebon dilaksanakan oleh Pangeran Wangsakerta yang tidak ikut ke Mataram (1662-1667). Mereka juga berusaha membawa kembali Panembahan Adiningkusumah dan dua pangeran Cirebon itu.
Berkat usaha Pangeran Wangsakerta dibantu Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, kedua pangeran bisa kembali ke Cirebon melalui Banten. Ketika Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya berada di Banten, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat mereka sebagai sultan di Cirebon dan menetapkan pembagian wilayah.
Pangeran Martawijaya menjadi Sultan Sepuh yang berkuasa di Keraton Kasepuhan dan Pangeran Kartawijaya sebagai Sultan Anom yang berkuasa di Keraton Kanoman. Sedangkan Pangeran Wangsakerta diangkat menjadi Panembahan Cirebon, tetapi dia tidak memiliki wilayah kekuasaan dan keraton.
Readmore »

Kaitan Palembang Cirebon

Dari negeri China, Sunan Gunung jati kembali ke Cirebon bersama calon pengantennya, Puteri Ong Thien, lengkap dengan iring-iringan dua buah kapal Kekaisaran Ming.
Pengiring Sunan Gunung Jati dikepalai oleh Menteri Pai Lian Bang. Kapal yang dinaiki rombongan Sunan Gunung Jati berangkat lebih duluan. Lalu singgah di Sriwijaya, pada waktu yang bertepatan dengan wafatnya Adipati Aria Damar. Karena kedua putra Aria Damar sudah pergi ke Tanah Jawa maka tidak ada pengganti. Sunan Gunung Jati menyarankan kepada rakyat Sriwijaya agar muridnya yang bernama Pai Lian Bang yang masih berlayar di belakang diangkat sebagai pengganti Aria Damar.
Setibanya kapal Pai Lian Bang, penduduk Sriwijaya menyambutnya dengan gembira. Pai Lian Bang bersedia menjadi Adipati karena yang telah mengambil keputusan adalah gurunya yang sangat ditaati. Pai Lian Bang yang berpengalaman sebagai Menteri di Negeri Cina berhasil membangun Sriwijaya dengan segala kemampuannya.
Dia adalah guru besar ilmu ketatanegaraan. Banyak murid yang berjubel-jubel datang dari Tanah Jawa khusus untuk mengaji ke Pai Lian Bang yang terkenal brilian dan leket ibadah. Pesantren dan madrasah digalakkan. Setelah tilar dunya kadipaten Sriwijaya diubah namanya menjadi Palembang. Diambil dari nama Pai Lian Bang.
Sumber http://www.asiafunclub.com
Readmore »

Silsilah Kesultanan Cirebon

SILSILAH PARA SULTAN KANOMAN
1. Sunan Gunung Jati Syech Hidayahtullah
2. Panembahan Pasarean Muhammad Tajul Arifin
3. Panembahan Sedang Kemuning
4. Panembahan Ratu Cirebon
5. Panembahan Mande Gayem
6. Panembahan Girilaya
7. Para Sultan :
1. Sultan Kanoman I (Sultan Badridin)
2. Sultan Kanoman II ( Sultan Muhamamad Chadirudin)
3. Sultan Kanoman III (Sultan Muhamamad Alimudin)
4. Sultan Kanoman IV (Sultan Muhamamad Chadirudin)
5. Sultan Kanoman V (Sultan Muhamamad Imammudin)
6. Sultan Kanoman VI (Sultan Muhamamad Kamaroedin I)
7. Sultan Kanoman VII (Sultan Muhamamad Kamaroedin )
8. Sultan Kanoman VIII (Sultan Muhamamad Dulkarnaen)
9. Sultan Kanoman IX (Sultan Muhamamad Nurbuat)
10. Sultan Kanoman X (Sultan Muhamamad Nurus)
11. Sultan Kanoman XI (Sultan Muhamamad Jalalludin)

SILSILAH SULTAN KASEPUHAN CIREBON
1. Pangeran Pasarean
2. Pangeran Dipati Carbon
3. Panembahan Ratu
4. Pangeran Dipati Carbon
5. Panembahan Girilaya
6. Sultan Raja Syamsudin
7. Sultan Raja Tajularipin Jamaludin
8. Sultan Sepuh Raja Jaenudin
9. Sultan Sepuh Raja Suna Moh Jaenudin
10. Sultan Sepuh Safidin Matangaji
11. Sultan Sepuh Hasanudin
12. Sultan Sepuh I
13. Sultan Sepuh Raja Samsudin I
14. Sultan Sepuh Raja Samsudin II
15. Sultan Sepuh Raja Ningrat
16. Sultan Sepuh Jamaludin Aluda
17. Sultan Sepuh Raja Rajaningrat
18. Sultan Pangeran Raja Adipati H. Maulana Pakuningrat, SH
19. Sultan Pangeran Raja Adipati Arif Natadiningrat

SILSILAH SULTAN KERATON KECERIBONAN
1. Pangeran Pasarean
2. Pangeran Dipati Carbon
3. Panembahan Ratu Pangeran Dipati Anom Carbon
4. Pangeran Dipati Anom Carbon
5. Panembahan Girilaya
6. Sultan Moh Badridini Kanoman
7. Sultan Anom Raja Mandurareja Kanoman
8. Sultan Anom Alimudin
9. Sultan Anom Moh Kaerudin
10. Sultan Carbon Kaeribonan
11. Pangeran Raja Madenda
12. Pangeran Raja Denda Wijaya
13. Pangeran Raharja Madenda
14. Pangeran Raja Madenda
15. Pangeran Sidek Arjaningrat
16. Pangeran Harkat Nata Diningrat
17. Pangeran Moh Mulyono Ami Natadiningrat
18. KGPH Abdulgani Nata Diningrat Dekarangga

SILSILAH PANEMBAHAN CIREBON
1. Sunan Gunung Jati Syech Hidayatullah
2. Panembahan Pasarean Muhammad Tajul Arifin
3. Panembahan Sedang Kemuning
4. Panembahan Ratu Cirebon
5. Panembahan Mande Gayem
6. Panembahan Girilaya
7. Pangeran Wangsakerta (Panembahan Cirebon I)
8. Panembahan Cirebon II (Syech Moch. Abdullah)
9. Panembahan Cirebon III (Syech Moch. Abdullah II)
10. Panembahan Syech Kalibata
11. Panembahan Syech Moch. Abdurrohman
12. Panembahan Syech Moch. Yusuf
13. Panembahan Moch. Abdullah
14. Panembahan Jaga Raksa
15. K.H Moch. Syafe’i
16. K.H Moch. Muskawi
17. H. Moch. Parma
18. H. Salimmudin
19. Hj. Siti Ruqoyah

Sumber http://cepiar.wordpress.com
Readmore »

Syekh Abdul Qodir Jaelani Siapakah Beliau?

Sering kita mendengar tentang nama seorang sufi besar dan ulama besar bernama Syekh Abdul Qodir Jaelani, atau ada yang menyebut Jiilani. Siapakah sebenarnya beliau? Apa yang menjadi pandangan beliau yang jelas tentu tetap berpegang pada junjungan kita Nabi Besar Sayyidina Muhammad SAW…berikut informasi dikumpulkan dari berbagai macam sumber…
Syeikh Abdul Qodir Jaelani (bernama lengkap Muhy al-Din Abu Muhammad Abdul Qodir ibn Abi Shalih Zango Dost al-Jaelani) lahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H/1077 M, sehingga diakhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliydan.(Biaografi beliau dimuat dalam Kitab Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali). Beliau wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561 H/1166 M.
Dalam usia 8 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al-Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al-Ghazali.
Masa Muda
Beliau meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat beliau masih muda. Di Baghdad belajar kepada beberapa orang ulama’ seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Muharrimi. Beliau belajar sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama’. Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil-kecilan di daerah yang bernama Babul Azaj. Pengelolaan sekolah ini diserahkan sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim disana sambil memberikan nasehat kepada orang-orang yang ada tersebut. Banyak sudah orang yang bertaubat setelah mendengar nasehat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau, sehingga sekolah itu tidak muat menampungnya.
Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama’ terkenal. Seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Juga Syeikh Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.
Perkataan ulama tentang beliau : Syeikh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir, beliau menjawab, ” kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”
Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sampai beliau meninggal dunia. (Siyar A’lamin NubalaXX/442). Beliau adalah seorang ‘alim. Beraqidah Ahlu Sunnah, mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak (pula) orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya. Diantaranya dapat diketahui dari perkataan Imam Ibnu Rajab, ”
Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syeikh, baik ‘ulama dan para ahli zuhud. Beliau banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (Nama lengkapnya adalah Ali Ibnu Yusuf bin Jarir Al Lakh-mi Asy Syath-Nufi. Lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya ). Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga aku tidak meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh ( dari agama dan akal ), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas. (Seperti kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yang telah mati, dan sebagainya.) semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far Al Adfwi (Nama lengkapnya ialah Ja’far bin Tsa’lab bin Ja’far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal Al Adfawi. Seoarang ‘ulama bermadzhab Syafi’i. Dilahirkan pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 685 H. Wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi beliau dimuat oleh Al Hafidz di dalam kitab Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452.) telah menyebutkan, bahwa Asy Syath-nufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.”(Dinukil dari kitab At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.). Imam Ibnu Rajab juga berkata, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Beliau membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.”
Syeikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, ” Dia (Allah ) di arah atas, berada diatas ‘arsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu.” Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadist-hadist, lalu berkata ” Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ ( Allah berada diatas ‘arsyNya ) tanpa takwil ( menyimpangkan kepada makna lain ). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Allah diatas arsy.” (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 515). Ali bin Idris pernah bertanya kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, ” Wahai tuanku, apakah Allah memiliki wali (kekasih ) yang tidak berada di atas aqidah ( Imam ) Ahmad bin Hambal?” Maka beliau menjawab, ” Tidak pernah ada dan tidak akan ada.”( At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 516).
Perkataan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani tersebut juga dinukilkan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Al Istiqamah I/86. Semua itu menunjukkan kelurusan aqidahnya dan penghormatan beliau terhadap manhaj Salaf.
Sam’ani berkata, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau.” Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut,”Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.”
Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan beliau mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, ”Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman ). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.”( Siyar XX/451 ). Imam Adz Dzahabi juga berkata, ” Tidak ada seorangpun para kibar masyasyeikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak diantara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi“.
Syeikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil,hal.136, ” Aku telah mendapatkan aqidah beliau ( Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ) didalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka aku mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah,Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.” (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.)
Inilah tentang beliau secara ringkas. Seorang ‘alim Salafi, Sunni, tetapi banyak orang yang menyanjung dan membuat kedustaan atas nama beliau. Sedangkan beliau berlepas diri dari semua kebohongan itu. Wallahu a’lam bishshawwab.
Kesimpulannya beliau adalah seorang ‘ulama besar. Apabila sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjung-nyanjungnya dan mencintainya, maka itu adalah suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau di atas Rasulullah shollallahu’alaihi wasalam, maka hal ini merupakan kekeliruan yang fatal. Karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasalam adalah rasul yang paling mulia diantara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan disisi Allah oleh manusia manapun. Adapun sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah ( perantara ) dalam do’a mereka, berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaranya. I
Jadi sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk memperlakukan para ‘ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah ditetapkan syari’ah.
Pada tahun 521 H/1127 M, dia mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Abdul Qadir Jaelani menghabiskan waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521 H sampai wafatnya di tahun 561 H. Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua Abdul Qadir Jaelani, Abdul Razaq (528-603 H/1134-1206 M), sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M.
Syeikh Abdul Qadir Jaelani juga dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah satu tarekat terbesar didunia bernama Tarekat Qodiriyah.
Awal Kemasyhuran Al-Jaba’I berkata bahwa Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani juga berkata kepadanya, “tidur dan bangunku sudah diatur. Pada suatu saat, dalam dadaku timbul keinginan yang kuat untuk berbicara. Begitu kuatnya sampai aku merasa tercekik jika tidak berbicara. Dan ketika berbicara, aku tidak dapat menghentikannya. Pada saat itu ada dua atau tiga orang yang mendengarkan perkataanku. Kemudian mereka mengabarkan apa yang aku ucapkan kepada orang-orang, dan merekapun berduyun-duyun mendatangiku di masjid Bab Al-Halbah. Karena tidak memungkinkan lagi, aku dipindahkan ke tengah kota dan dikelilingi dengan lampu. Orang-orang tetap datang di malam hari dan memakai lilin dan obor dan memenuhi tempat tersebut. Kemudian aku dibawa keluar kota dan ditempatkan di sebuah mushalla. Namun orang-orang tetap datang kepadaku, dengan mengendarai kuda, unta bahkan keledai dan menempati tempat disekelilingku. Saat itu hadir sekitar 70 orang para wali RadhiAllahu anhum.
Kemudian Syaikh Abdul Qadir melanjutkan, “Aku melihat Rasululloh SAW sebelum dzuhur, beliau berkata kepadaku, ’anakku, mengapa engkau tidak berbicara ?’. ’Ayahku, bagaimana aku yang non arab ini berbicara di depan orang-orang fasih dari Baghdad?’. Beliau berkata, ’buka mulutmu’, lalu beliau meniup 7 kali ke dalam mulutku kemudian berkata, ”bicaralah dan ajak mereka ke jalan Allah dengan hikmah dan peringatan yang baik”. Setelah itu aku shalat dzuhur dan duduk dan mendapati jumlah yang sangat luar biasa banyaknya sehingga membuatku gemetar. Kemudian aku melihat Ali r.a. datang dan berkata, ’buka mulutmu’. Beliau lalau meniup 6 kali kedalam mulutku dan ketika aku bertanya kepadanya mengapa beliau tidak meniup 7 kali seperti yang dilakukan Rasululloh SAW, beliau menjawab bahwa beliau melakukan itu karena rasa hormat beliau kepada RasuluLloh SAW. Kemudian akku berkata, ’Pikiran, sang penyelam, mencari mutiara ma’rifah dengan menyelami laut hati, mencampakkannya ke pantai dada , dilelang oleh lidah sang calo, kemudian dibeli dengan permata ketaatan dalam rumah yang diizinkan Allah untuk diangkat’”. Beliau kemudian menyitir :
Idan untuk wanita seperti Laila seorang pria dapat membunuh dirinya, dan menjadikan maut dan siksaan sebagai sesuatu yang manis
Dalam beberapa manuskrip saya mendapatkan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata, ”Sebuah suara berkata kepadaku saat aku berada di pengasingan diri, ‘kembali ke Baghdad dan ceramahilah orang-orang’. Akupun masuk Baghdad dan menemukan para penduduknya dalam kondisi yang tidak aku sukai dan karena itulah aku tidak jadi mengikuti mereka’. ‘sesungguhnya’ kata suara tersebut ,’mereka akan mendapatkan manfaat dari keberadaan dirimu’.
‘Apa hubungan mereka dengan keselamatan agamaku / keyakinanku’ tanyaku.
‘Kembali (ke Baghdad) dan engkau akan mendapatkan keselamatan agamamu’ jawab suara itu.
Akupun menbuat 70 perjanjian dengan Allah. Diantaranya adalah tidak ada seorangpun yang menentangku dan tidak ada seorang muridku yang meninggal kecuali dalam keadaan bertaubat. Setelah itu, aku kembali ke Baghdad dan mulai berceramah. Suatu ketika saat aku berceramah , aku melihat sebuah cahaya terang benderang mendatangi aku. ‘Apa ini dan ada apa?’tanyaku. ‘Rasululloh SAW akan datang menemuimu untuk memberikan selamat’ jawab sebuah suara. Sinar tersebut makin membesar dan aku mulai masuk dalam kondisi spiritual yang membuatku setengah sadar. Lalu aku melihat RasuLulloh SAW di depan mimbar, mengambang di udara dan memanggilku, ’wahai Abdul Qadir’. Begitu gembiranya aku dengan kedatangan RasuluLloh SAW , aku melangkah naik ke udara menghampirinya. Beliau meniup ke dalam mulutku 7 kali. Kemudian Ali datang dan meniup ke dalam mulutku 3 kali. ’mengapa engkau tidak melakukan seperti yang dilakukan RasuluLloh SAW?’ tanyaku kepadanya. ‘sebagai rasa hormatku kepada Rasulullah SAW‘ jawab beliau.
RasuluLlah SAW kemudian memakaikan jubah kehormatan kepadaku. ‘apa ini ?’ tanyaku. ‘ini’ jawab Rasulullah, ’adalah jubah kewalianmu dan dikhususkan kepada orang-orang yang mendapat derajad Qutb dalam jenjang kewalian’. Setelah itu , akupun tercerahkan dan mulai berceramah.
Saat Khidir as. Datang hendak mengujiku dengan ujian yang diberikan kepada para wali sebelumku, Allah membukakan rahasianya dan apa yang akan di katakannya kepadaku. Aku berkata kepadanya, ”Wahai Khidir, apabila engkau berkata kepadaku ’Engkau tidak akan sabar kepadaku’, maka aku akan berkata kepadamu ‘Engkau tidak akan sabar kepadaku’. Wahai Khidir, Engkau termasuk golongan Israel sedangkan aku termasuk golongan Muhammad, maka inilah aku dan engkau. Aku dan engkau seperti sebuah bola dan lapangan, yang ini Muhammad dan yang ini Ar-Rahman, ini kuda berpelana, busur terentang dan pedang terhunus.” Al-Khattab pelayan Syaikh Abdul QAdir meriwayatkan bahwa suatu hari ketika beliau sedang berceramah tiba-tiba beliau berjalan naik ke udara dan berkata, “Hai orang Israel, dengarkan apa yang dikatakan oleh kaum Muhammad” lalu kembali ke tempatnya. Saat ditanya mengenai hal tersebut beliau menjawab, ”Tadi Abu Abbas Al-Khidir as lewat, maka akupun berbicara kepadanya seperti yang kalian dengar tadi dan ia berhenti”.
Guru dan teladan kita Syaikh Abdul Qadir Al-Jilli berkata,” seorang Syaikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak spiritual kecuali apabila karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya yaitu :
Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang Sattar (menutup aib) dan Ghaffar (Maha pemaaf).
Dua karakter dari RasuluLlah SAW yaitu penyayang dan lembut
Dua karakter dari Abu Bakar yaitu jujur dan dapat dipercaya.
Dua karakter dari Umar yaitu amar ma’ruf nahi munkar
Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan bangun (tahajjud) pada waktu orang lain sedang tidur.
Dua karakter dari Ali yaitu aalim (cerdas/intelek) dan pemberani.
Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam bait syair yang dinisbatkan kepada beliau dikatakan :
Bila lima perkara tidak terdapat dalam diri seorang syaikh maka ia adalah Dajjal yang mengajak kepada kesesatan.
Dia harus sangat mengetahui hukum-hukum syariat dzahir, mencari ilmu hakikah dari sumbernya, hormat dan ramah kepada tamu, lemah lembut kepada si miskin, mengawasi para muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah
Syaikh Abdul Qadir juga menyatakan bahwa Syaikh Al-Junaid mengajarkan standar Al-Qur’an dan Sunnah kepada kita untuk menilai seorang Syaikh. Apabila ia tidak hapal Al-Qur’an, tidak menulis dan menghapal Hadits, maka dia tidak pantas untuk diikuti.
Menurut saya (penulis buku) yang harus dimiliki seorang Syaikh ketika mendidik seseorang adalah dia menerima si murid untuk Allah, bukan untuk dirinya atau alasan lainnya. selalu menasihati muridnya, mengawasi muridnya dengan pandangan kasih. Lemah lembut kepada muridnya saat sang murid tidak mampu menyelesaikan Riyadhah. Dia juga harus mendidik si murid bagaikan anak sendiri dan orang tua penuh dengan kasih dan kelemah lembutan dalam mendidik anakknya. Oleh karena itu dia selalu memberikan yang paling mudah kepada si murid dan tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukannya. Dan setelah sang muuriid bersumpah untuk bertobat dan selalu taat kepada Allah baru sang syaikh memberikan yang lebih berat kepadanya. Sesungguhnya bai’at bersumber dari hadits RasuluLlah SAW ketika beliau mengambil bai’at para sahabatnya.
Kemudian dia harus mentalqin si murid dengan zikir lengkap dengan silsilahnya. Sesungguhnya Ali ra. Bertanya kepada RasuluLloh SAW, ‘Yaa Rasulullah, jalan manakah yang terdekat untuk sampai kepada Allah, paling mudah bagi hambanya dan paling afdhal di sisi Nya. RasuluLlah berkata,’Ali, hendaknya jangan putus berzikir (mengingat) kepada Allah dalam khalwat (kontemplasinya)’. Kemudian Ali ra. Kembali berkata , ‘Hanya demikiankah fadhilah zikir, sedangkan semua orang berzikir’. RasuluLlah berkata,’Tidak hanya itu wahai Ali, kiamat tidak akan terjadi di muka bumi ini selama masih ada orang yang mengucapkan “Allah” “Allah”. ‘Bagai mana aku berzikir?’. Tanya Ali. RasuluLlah bersabda, ’dengarkan apa yang aku ucapkan. Aku akan mengucapkannya sebanyak tiga kali dan aku akan mendengarkan engkau mengulanginya sebanyak tiga kali pula’. Lalu RasuluLlah berkata, “Laa ilaaha illallah” sebanyak tiga kali dengan mata terpejam dan suara kjeras. Ucapan tersebut di ulang oleh Ali dengan cara yang sama RasuluLlah lakukan. Inilah asal talqin kalimat Laa ilaaha Illallah. Semoga Allah memberikan taufiknya kepada kita dengan kalimat tersebut”.
Syaikh Abdul Qadir berkata, ”Kalimat tauhid akan sulit hadir pasda seorang individu yang belum di talqin dengan zikir bersilsilah kepada RasulluLlah oleh Mursyidnya saat menghadapi sakaratil maut”.
Karena itulah Syaikh Abdul Qadir selalu mengulang-ulang syair yang berbunyi : Wahai yang enak diulang dan diucapkan (kalimat tauhid) jangan engkau lupakan aku saat perpisahan (maut).
Readmore »

Karomah Ayat Kursi

Penulis:  IDRIS NAWAWI
Ayat Kursy memiliki banyak keistimewaan. Dan sajian berikut ini mengupas tentang 10 karomahnya. Seperti apa rahasianya…?
Menurut kalangan ulama salaf, ayat Kursy merupakan salah satu ilmu tertinggi dalam pencapaian derajat. Wilayah, karomah serta mu’jizatnya ansabul ilmi dengan suatu penafsiran, tidak ada ilmu lain yang menyamai akan rahmat serta salamnya. Karena ayatul Kursy tercipta sebagai suatu puncaknya alam, yaitu Arsy (langit ketujuh) dan sebagai ilmu teragung. Yang mana, Allah SWT menurunkannya pada seorang hamba yang agung pula, yaitu utusan akhiru zaman, Rasulullah Muhammad SAW.
Dari zaman ke zaman, ayatul Kursyi selalu dibaca oleh seluruh umat, misalnya dalam suatu tadarus Al-Qur’an, dzikir bersama, serta dalam upaya pendekatan diri kepada sang Khaliq. Dalam sebuah arti ritual, asma ayatul Kursy mempunyai suatu kunci sebagai pembukanya. Demikian menurut para masyaikh, mursyid serta para ahlul ghoib.Sebagai kunci ayatul Kursyi, adalah sanadnya, atau silsilah, tawassul serta hadoroh, karena dari Nabiyullah Muhammad SAW, ayatul Kursyi turun temurun dipegang oleh para khosois pilihannya. Hingga suatu karomah ilmu tersebut, tak pernah pupus sampai akhir zaman.
Runtutan ilmu ayatul Kursyi adalah sebagai berikut :
1. Tawasul,
2. Ayat Kursy,
3. Do’a,
Allohumma inni as’aluka bihakikal adzim,
Wabihakki nuri wajhikal karim,
Wabihakki hadzihil ayatis syarifah,
Wabihaibati hadzihil ayatis syarifah,
Wabi Manzilati hadzihil ayatis syarifah,
Wabifadli hadzihil ayatis syarifah
(antul himani ilman ladunian nafi’an waddunya wal akhiroh),
Inaka ala kulli syai’in qodir, wabil ijabati jadir. Wasolloha wasalam ala khoiri khol kihi muhammadin wa’ala alihi wasoh bihi wasallam walahamdulillahi robil ‘alamin.

Dalam suatu amaliyah, ilmu ayatul Kursyi terbagi menjadi 5, yaitu: 7 hari, 17 hari, 21 hari, 31 hari, dan 41 hari. Semua itu tergantung dari niatan dan keikhlasan dari seorang ritualis itu sendiri di dalam memilih arti tirakat di atas. Dan sebagai suatu kuncinya, maka, siapkanlah terlebih dahulu Buhur Ambar.
Karena buhur tersebut aroma wanginya sangat disukai oleh Naibiyullah Muhammad SAW, tak pelak, secara turun temurun buhur tersebut selalu dipakai para khosois ahli batin sebagai salah satu syarat dan sunnatur rosul.
Adapun Ayatul Kursy sendiri memiliki 10 macam keistimewaan, yakni:
1. Sarana pengasihan diri
Jika menginginkan suatu “raja asihan” ratu pelet jagat buana, baiknya lakukan dengan puasa BILA RUHIN (tanpa makan yang bernyawa) selama 7 hari atau 17 hari lamanya. Dan untuk menjadi “raja asihan” maka lakukanlah tata cara sebagai berikut;
-    Sebelum melaksanakan ritual di atas, sebaiknya sholat hajat terlebih dahulu dua rakaat. Dan sesudahnya bakar buhur ambar sebagai suatu syarat sunnatur rosul.
-    Baca tawasul terlebih dahulu. Baru kemudian baca ayatul Kursy sebanyak 41x diteruskan dengan doanya sebanyak 21x
-    Setelah selesai ritual, bakar buhur ambar kembali, dan asapi kedua telapak tangan diatasnya sekitar 1 menit kemudian sapukan kedua telapak tangan tersebut ke wajah. Tentunya, cara ini sebagai suatu sarana magis pembuka aura ketampanan maupun kecantikan.
-    Paling baik ritual dilakukan pada pukul 23.00.
2  . Ilmu pelet jarak jauh
Panah asmara bisa dibuktikan secara langsung hasilnya dengan ketentuan sebagai berikut:
Carilah daun nangka tunggal, tegasnya, daun yang hanya satu helai di dalam satu tangkai. Biasanya, daun jenis ini banyak terdapat pada tangkai buah nangka yang sudah tua atau akan matang serta berwarna agak menguning. Carilah daun itu sebanyak mungkin hingga sebuah ritual maha dahsyat pun siap dilaksanakan;
-    Tulis nama lengkap orang yang akan dituju berikut nama orang tuanya di atas daun nangka tersebut.
-    Bakarlah buhur ambar, dan asapilah daun nangka tersebut sambil dibolak-balik sekitar 1 menit.
-    Bacalah tawassul terlebih dahulu, kemudian diteruskan dengan membaca ayatul Kursy sebanyak 121 x, lalu ditutup dengan doa sebanyak 41x.
Untuk pembuktian terkena atau tidaknya sasaran yang dituju, maka, celupkan daun nangka yang sudah dirituali ke minyak tanah, solar, atau bensin. Kemudian bakar! Jika daun terbakar habis, maka, ilmu pelet itu belum mengenai sasarannya. Tapi, bila hanya terbakar separuh, itu pertanda ilmu pelet telah mengenai sasarannya.
3  . Untuk media penyembuhan
Ambillah satu botol  air mineral dengan tata cara sebagai berikut :
-    Bakar buhur ambar
-    Peganglah botol air mineral dengan kedua tangan.
-    Bacalah sanad atau tawassul terlebih dahulu. Lalu mohonkan suatu kesembuhan pada sang Kholiq secara tulus dan ikhlas.
-    Bacalah ayatul Kursy berulang-ulang, sambil pikiran terfokus pada air mineral tersebut sampai adanya suatu perubahan. Dengan kata lain, kita akan merasakan suatu hawa dingin pada air mineral yang kita pegang. Seolah air tersebut diberi es di dalamnya. Bila sudah begitu, maka, teruskan dengan membaca do’a sebanyak 3x.
4  . Memperlancar rizqi
Coba ikuti kiat berikut ini:
-    Setiap usai sholat fardhu dawamkanlah ayatul Kursy.
-    Tawassul (seikhlasnya) ayatul Kursy 11x dan doanya 7x, lakukan cara tersebut setiap hari. Insya Allah, suatu kerezekian maha dahsyat akan mengiringi hidup Anda.
5  . Zimat pagar ghoib
Pagarlah rumah atau tempat usaha Anda dengan sarana magis ayatul Kursy. Dengan cara sebagai berikut :
-    Tulislah dalam sehelai kertas, dari tawassul ayatul Kursy hingga sampai kedoanya dengan tinta ja’faron super, dan tempelkan di atas pintu rumah. Niscaya akan aman dari marabahaya bersifat hitam.
6  . Azimat kerezekian
Sebagai penarik rizki 4 penjuru mata angina. Lakukan cara seperti No. 5 di atas. Dan masukkan azimat tersebut pada laci uang di toko/warung Anda. Insya Allah, suatu keberuntungan akan selalu menyertai.
7  . Sarana kecerdasan akal
-    Ambil kemenyan Arab putih sebesar kuku anak-anak, masukkan kemenyan tersebut pada air susu panas.
-    Bakar buhur ambar, lalu bacalah tawassul sebagai suatu kunci, kemudian diteruskan dengan membaca ayatul Kursy 3x, serta doanya 3x.
8  . Sarana penarik mimpi
Bagi muda-mudi yang sedang dilanda asmara, tentunya amatl ingin bila sang pujaan hati selalu memimpikan kita. Dan semua itu bisa terlaksana dengan suatu kiat sebagai berikut :
-    Ambil satu daun sirih (langsung dipetik dari pohonnya), kemudian tulis nama yang akan dituju berikut nama kita sendiri di atas daun sirih tersebut.
-    Bakar buhur ambar dan asapi daun sirih magis tersebut.
-   Baca tawassul, lalu ayatul Kursy sebanyak 17x ditutup dengan doa sebanyak 7x. Setelah selesai letakkan daun sirih magis itu di bawah bantal untuk ditiduri. Niscaya, dalam hitungan jam, sang pujaan hati pun akan memimpikan kita.
9  . Selamat dari suatu masalah
-    Ambil garam kasar yang masih murni, masukkan dalam segelas air putih. Kemudian tulis nama-nama orang yang bermasalah dengan kita, dan masukkan ke dalam air garam tersebut.
-    Bakar buhur ambar dan asapilah air garam di atasnya sekitar menit.
-    Baca tawassul seikhlasnya, lalu diteruskan dengan membaca ayatul Kursy sebanyak 21x, kemudian doa 11x.
-    Buang air garam tersebut di depan pintu rumah kita. Niscaya orang yang punya masalah akan enggan atau malas menagihnya.

10. Sebagai sarana pengisian benda bertuah

Untuk spirituallis ilmu ayatul Kursy yang menginginkan suatu pengisian kedigjayaan ataupun lainnya, ada baiknya mengikuti cara sebagai berikut :
-    Puasa bila ruhin (tanpa makan yang bernyawa) selama 17 hari.
-    Setiap jam 23.00, sholat hajat 2 rakaat, sesudahnya bakar buhur ambar sebagai sarana dan sunnaturrosul.
-    Baca tawassul seikhlasnya. Lalu baca ayatul Kursy sebanyak 121x, dan doanya sebanyak 41x, lakukan cara seperti di atas selama 17 malam berturut-turut.
-    Sebagai sarana pengisian atau yang ingin diisi, ambil batu akik, kulit kijang, macan, gaman, dan lain sebagainya.
-    Bakar buhur ambar dan asapi benda yang akan kita isi di atasnya + 5 menit, lalu masukkan benda tersebut pada segelas air putih.
-    Baca ritual seperti diatas dengan hitungan ayatul Kursy sebanyak 21x dan doanya 11x, bila sampai di (….) hilangkan kalimat di dalamnya, diganti dengan tujuan pengisian.
Untuk membuktikan masuk atau tidaknya suatu pengisian, maka, lakukan cara sebagai berikut :
-    Ambil benda yang sudah diisi. Lalu carilah kamar kosong dan tutup pintu kamar tersebut.
-    Untuk penerangan, cukup nyalakan sebatang lilin dan letakkan di lantai.
-    Mulailah duduk bersila + 1 meter dari nyala lilin.
-    Fokuskan mata kita ke api lilin + 30 menit. Pada saat ini, mata jangan sekali-kali terpejam. Bila waktu sudah dianggap cukup, ambil benda yang barusan diisi dan tatap seperti halnya waktu menatap api lilin tadi. Bila benda tersebut memendarkan cahaya berkunang-kunang dan mempunyai warna hijau, kuning, putih, hitam maupun merah, semua itu sudah menandakan isian yang tadi dilakukan sudah masuk ke dalamnya. Dan itulah yang disebut dengan isian PAMOR MAGIS.
Demikianlah 10 keutamaan ayat Kursy menurut yang pernah penulis pelajari dari beberapa orang guru. Karena alasan teknis, memang ada beberapa bagian yang terpaksa penulis tidak beberkan dalam sajian ini. Semoga bermanfaat.
Sumber http://mystys.wordpress.com
Readmore »

Panjang Jimat

Puncak acara (pelal) Panjang Jimat diselenggarakan di 4 tempat, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan dan Kompleks makam Sunan Gunung Jati.
Ki Nurteja, Dalang Keraton Kanoman mengungkapkan kegaiban yang sering terjadi dalam acara Panjang Jimat.
Dikisahkan, acara Panjang Jimat yang dihadiri ribuan orang itu ternyata juga dikunjungi makhluk gaib. Makhluk itu datang dan bercampur baur dengan manusia.
Makhluk-makhluk gaib itu tergolong jin muslim yang sudah di-Islam-kan oleh Pangeran Cakrabuwana dan Kanjeng Sunan Gunung Jati. Rupanya makhluk gaib itu juga ikut meramaikan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Menurut Ki Nurteja, dirinya sering mendengar cerita dari pengunjung yang datang ke acara Panjang Jimat. Mereka mengaku bertemu dengan sekelompok ‘orang’ yang berpakaian aneh dan berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti.
Sumber http://mystys.wordpress.com
Readmore »

Cirebon Sudut Pandang Orang Asing

Dokumentasi Cirebon oleh Orang Asing

Orang asing yang telah aktip pada bidang dokumentasi adalah Dr. Michael Richard Wright, yang buku pentingnya “The Music Culture of Cirebon” 1978 merupakan yang pertamakali memberikan detil analisa tentang Gamelan Tradisional klasik dari Cirebon. Beliaulah yang telah memperkenalkan saya kepada guru saya , almarhum Bapak P.H. Yusuf Dendabrata. Tulisan Dr Wright telah dilestarikan oleh seorang kelahiran belanda bernama Bernard Suryabrata, yang tinggal di Cirebon dan yang telah banyak menulis artikel tentang musik Cirebon.
Pamela Rogers-Aguiniga (telah memperkenalkan saya pada Gamelan Cirebon dan Topen di tahun 1974), telah melakukan studi tentang Topeng Cirebon dengan legendaris Bi Dasih dari desa Ciliwung pada tahun 1970 an dan kemudian dengan Pak Sujana Arja – dinamika dalang topengdari desa Slangit. Tesisn Pamela di tahun 1986 telah mendokumentasikan secara detil Topeng Cirebon gaya Slangit.
Dr. Michael Ewing, sekarang ini adalah guru besar bahasa pada Universitas Melbourne, Australia telah mempublikasikan beberapa pekerjaan berkenaan dengan bahasa Jawa dialek Cirebon. Beliau lama belajar pada penari topeng piawai Pak Sujana Arja, beliau telah belajar melakukan semua kelima karakter dari Topeng Cirebon. Disamping melakukan pekerjaan profesinya, Michael adalah pemimpin Gamelan Cirebon dan Tari ansambel “Putra Panji Asmara” di Melbourne, Australi.
Chad Bailey Nielson telah melakukan studi Gamelan di akademi akademi seni Seattle Comish College of Arts dan di College of Santa fe di New Mexico, yang memiliki Gamelan Cirebon berusia 150 tahun. Pada tahun 2005, ia melakukan perjalanan ke Cirebon untuk merekam dan mendokumentasikan gaya permainan cepat Gender Cirebon oleh salah seorang pemain yang terakhir masih hidup. Chad baru baru ini meluncurkan situs www.gamelancirebon.org sebagai salah satu sumber online diperuntukkan pada Gamelan Cirebon Klasik. Disitu ada ilustrasi tentang instrumen gamelan, juga ada daftar arti dari kata kata khusus atau istilah istilah dari Gamelan Cirebon.
Saat ini, Dr. Matthew Isaac Cohen mungkin merupakan orang yang paling banyak menghasilkan tulisan tulisan tentang Cirebon. Jumlah artikel dan bukunya (dari hitungan terakhir saya sudah lebih dari 30 !) telah mengalirkan pencerahan baru dan meluruskan kesalah pahaman tentang Keraton Cirebon dalam konteks kebudayaan Indonesia. Disertasi doktoral pada WayangKulit Cirebon sesungguhnya merupakan sebuah detil ensiklopedi Kebudayaan Cirebon. Matthew telah menjadi seorang dalang Cirebon dan ia sekarang adalah Pengajar Senior pada Departemen Drama dan Teater dari Universitas Royal Holloway di London.
Richard North telah melakukan studi, mengajar dan menggelar pertunjukan Gamelan Cirebon sejak tahun 1976. Beliau telah banyak mempelajari berbagai aspek dari Budaya Cirebon dengan almarhum Pangeran Yusuf Dendabrata pada Keraton Kacirebonan dan meneruskan studinya dengan anaknya Pak Yusuf, Pangeran Haji Tomi Dendabrata. Beliau telah mengajar Musik Cirebon pada Hawaii Loa College dan North Seattle Community College. Beliau pernah menjadi editor tamu dari Journal Balungan edisi Desember 1988 yang diperuntukkan khusus untuk memuat Seni Cirebon dan ikut memberikan konstribusi 3 buah artikelpada edisi tersebut. Beliau saat ini adalah pengarah pada Gamelan Sinar Surya, sebuah grup Gamelan Cirebon di Santa Barbara, Amerika, dan sekarang bekerja sama dengan para musisi gamelan di Cirebon untuk menolong menemukan kembali puing puing yang telah hilang dari gubahan klasik.
(Biografi Richard North seperti ditulis oleh Chad Bailey Nielson)
Sumber http://www.cirebonarts.com/intro6_id.php
Readmore »

Kereta Api Cirebon Express

Cirebon Ekspres adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan jurusan Jakarta – Cirebon.
Kereta api Cirebon Ekspres diluncurkan pada tanggal 29 November 1989. Produk ini didesain untuk melayani pemerjalan koridor Cirebon – Jakarta. Perjalanan sejauh 219 km ditempuh dalam waktu 3 jam dan hanya berhenti di Stasiun Jatibarang.
KA Cirebon Ekspres menawarkan layanan kelas bisnis dan eksekutif dengan alternatif jadwal perjalanan sebanyak 4 (empat) kereta api per hari dari arah Cirebon – Gambir dan sebaliknya.
Berikut jadwal Kereta Api Cirebon Ekspres :
- Dari Stasiun Gambir : 06.00, 09.35, 11.00, 13.15 dan 18.15
- Dari Stasiun Cirebon : 06.15, 07.30, 10.00, 15.00 dan 18.00
Harga tiket kereta Rp 65.000 atau Rp. 70.000 (dihari libur) untuk eksekutif. dan Rp. 50.000 untuk bisnis.
Ada satu lagi kereta Eksekutif lainnya yang mempunyai rute Cirebon-Jakarta yaitu Argo Jati dengan Jadwal :
- Dari Sta. Gambir : 09.00 dan 17.10
- Dari Sta Cirebon : 05.45 dan 14.00
Sedangkan harga tiket untuk Kereta Argo Jati yaitu Rp. 75.000/Rp. 80.000 (hari libur).
Readmore »

Klenteng Jamblang

KLENTENG Jamblang Vihara Hok Tek Ceng Sin Jl. Klenteng Jamblang Kab. Cirebon Jabar merupakan salah satu klenteng yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon, yang keberadaannya sangat berarti bagi masyarakat Tionghoa Jamblang. Di wilayah itu, Klenteng Jamblang menjadi satu-satunya tempat ibadah bagi masyarakat Tionghoa, yang sejak beberapa tahun belakangan terdesak jauh dari kejayaan yang pernah mereka raih puluhan tahun sebelumnya.

Klenteng yang juga diakrabi masyarakat sekitarnya dengan sebutan rumah Toa Pe Kong Jamblang ini bahkan menjadi sebuah identitas masyarakat Tionghoa Jamblang. Gapura yang merupakan bagian dari Klenteng Jamblang seolah berdiri sebagai pintu masuk perkampungan masyarakat Tionghoa di wilayah ini.

Dari terjemahan catatan sejarah berhuruf Tionghoa yang dikutip Siem Peng Wan, berdasarkan tulisan yang tercantum di kedua dinding Klenteng Jamblang, sebuah peribahasa bijak menyebutkan, “Orang yang pandai membangun lebih berharga kalau pandai juga melaksanakan. Sedang orang yang pandai melaksanakan lebih berharga pula kalau pandai mempertahankan”.

Kalimat inilah yang menjadi pendorong semangat masyarakat Tionghoa Jamblang untuk menjaga dan melestarikan keberadaan Klenteng Jamblang. Meski tak ada catatan resmi siapa yang membangun klenteng tersebut dan tidak ada seorangpun yang dapat menerangkan secara detail, namun warga sekitar menyatakan Klenteng Jamblang telah berusia ratusan tahun.

Dengan usia tua tak heran bila kondisi bangunan klenteng mengalami kerapuhan di sana sini. Maka, pada tahun 1785 hingga 1900 atau selama 115 tahun, penduduk Jamblang dan sekitarnya pernah melakukan urunan untuk perbaikan klenteng.
Pada perjalanannya, perbaikan klenteng ini pernah mengalami situasi tak menguntungkan, tepatnya tahun 1806 ketika di sekitar Jamblang timbul pergolakan yang menyebabkan keributan. Penduduk Jamblang saat itu hanya beberapa ratus orang pria dan wanita.

Namun kondisi itu berhasil diatasi dengan persatuan warga sekitar yang disokong penguasa setempat. Namun, tidak berhenti sampai di situ karena pada masa penjajahan Belanda, pergolakan terjadi di mana-mana termasuk wilayah Jamblang.

Banjir bandang
Selain pergolakan masyarakat akibat penjajahan, faktor alam juga pernah berpengaruh dalam perjalanan perbaikan Klenteng Jamblang. Seperti tahun 1889 ketika hujan lebat terus menerus telah menyebabkan Kali Jamblang meluap dan menciptakan banjir bandang.

Air kali pun serta merta memenuhi selokan dan saluran, bahkan merendam jalanan setinggi 5-6 kaki dan rumah-rumah penduduk setinggi 6-10 kaki. Sementara di klenteng, rendaman air setinggi 1,5 kaki saja.

Derasnya banjir membuat tembok rumah penduduk, juga blandongan gerbang klenteng pun runtuh. Gubuk-gubuk yang awalnya berdiri di sekitar jalanan hanyut terseret banjir.

Meski tak ada korban jiwa dalam malapetaka ini, barang berharga seperti uang dan surat-surat yang tersimpan di dalamnya basah kuyup serta rusak parah. Hal ini kemudian melahirkan gagasan pengurus klenteng membuat sebuah kamar khusus penyimpanan.

Tahun 1895 atau bulan 7 Imlek, berdirilah perhimpunan Hiang Gie Hwe. Tahun 1899, dibangun Tiong Teng di tempat pekuburan, memperbaiki kedua blandongan di sebelah kanan-kiri klenteng. Selain itu, sebuah WC umum di tepi sungai diubah menjadi pejagalan hewan yang diperuntukkan sebagai pemasukan kas klenteng.
Akhirnya tahun 1900, Klenteng Jamblang mengalami perbaikan dengan tetap mempertahankan ukuran dan luas klenteng seperti asalnya. Begitu juga dengan kayu wuwungan atau atap tetap seperti asli. Hanya pondasi yang dipertinggi dan menebalkan dindingnya.

Cerita menarik berkisar pada kayu wuwungan-nya yang tidak pernah berubah, meski klenteng itu sendiri mengalamai perbaikan dan perubahan di sana sini. Menurut catatan, wuwungan itu berasal dari sebuah pohon keramat yang tumbuh di daerah Jatiwangi yang tak dapat ditumbangkan dengan perkakas apapun.

Hanya seseorang bernama Njoo Kiet Tjit atau yang kemudian dikenal sebagai Ki Buyut Cigoler-lah yang kemudian berhasil menumbangkan pohon tersebut. Ia mempersembahkan kayu pohon kepada Sultan Agung Cirebon yang tengah mencari kayu untuk pembangunan Masjid Agung. Ia juga memmohon pada sultan untuk menyisakan sepotong kayu balok dari pohon itu untuk wuwungan Klenteng Jamblang yang saat itu sedang dibangun. Hingga kini, wuwungan itu tak pernah rusak.-Erika Lia L/MD
Readmore »

Thursday, August 27, 2009

KOTA UDANG: Sejarah Cirebon

Readmore »

Es Cuing Yang Melegakan

Pernah mendengar istilah cuing? Atau mungkin pernah merasakan es cuing?Ya, es cuing sebetulnya tak ubahnya dengan cincau hijau. Cara penyajiannya saja yang berbeda. Bila umumnya orang menjual es cincau dengan sirup yang dibuat dari gula putih, es cuing disantap dengan sirup gula merah, es serut dan siraman santan. Ciri khas lain, saat dimasak, sirup gula merah dicampur dengan sobekan daun pisang kering untuk memberi aroma. Rata-rata es cuing dijual 500 rupiah per gelas. Rasanya sungguh segar di tengah teriknya suhu udara Cirebon yang cukup menyengat. Cuing sendiri ternyata berasal dari desa Mirat, Kecamatan Leuwimunding, Kabuaten Majalengka. kawan, sebenarnya saya sudah lama menulis berita ini untuk media di lembaga tempatku bekerja, dan sudah terbit bulan Februari 2009 lalu. namun saya baru sempat nge-post-kan di blog ini sekarang. tepatnya, aku gak kepikiran untuk nge-post-kan. okay, dengan sedikit ditambahkan kata pengantar, aku tak ingin sekadar share cerita duka nasib kaum perempuan, so untuk sekarang aku potong dengan pengalaman lainnya. dan tentunya, sampai aku selesai menuliskan berita tentang persoalan perempuan lainnya.
foto of beautiful  majalengka pemandangan di gunung batu sinapeul
Desa Mirat: Daerah Produksi Cuing Terbesar, Kurang Perhatian Pemerintah
Memasuki jalan panjang menuju Desa Mirat, kita bisa merasakan hawa sejuk yang berasal dari pepohonan yang berbaris teratur di sepanjang jalan. Terutama angin dingin persawahan sekitar Leuwimunding. Hingga akhirnya sampai di Desa Mirat, kita bisa menyaksikan langsung sebuah desa yang di lingkari perbukitan terjal. Di desa Mirat inilah, cuing dibuat. Dimana 50% dari penduduknya sebagai pembuat sekaligus penjual cuing. Sedangkan 40% lainnya lebih lebih banyak sebagai pegawai dan petani, 10% sebagai pedagang yang menjual bahan baku cuing.
IMG_4117
Dalam proses pembuatannya, cuing dibuat dari daun cuing. Daun hijau yang tergolong lembut dan lunak. Dan jangan heran jika pertama kali memasuki perkampungan Mirat, kita akan menemukan daun cuing ditanam di depan rumah warga Desa Mirat. Konon, proses pembuatan cuing harus menggunakan air yang keluar dari tanah di Desa Mirat. Karena jika dibuat dari air daerah lain, maka hasilnya tidak lunak, tapi kenyal seperti jelly.
Kabupaten Majalengka sendiri, secara aspek hidrologis, memang mempunyai beberapa jenis potensi sumber daya air. Yang tentunya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di permukaan air, ada mata air, sungai, danau, waduk lapangan atau rawa. Sedangkan air tanah, ada sumur bor, pompa pantek dan air hujan. Adapun sungai-sungai yang besar diantaranya adalah Sungai Cilutung, Cideres, Cikeruh, Ciherang, Cikadondong, Ciwaringin, Cilongkrang, Ciawi, dan Cimanuk.

Pedagang Cuing Kurang Diperhatikan Pemdes
Di luar Kota Cirebon, selama ini es cuing dikenal sebagai salah satu minuman khas dari Cirebon. Minuman pelengkap makanan khas Cirebon, seperti nasi Jamblang, empal gentong, ketoprak, lontong sayur, dan makanan khas Cirebon lainnya. Menurut Mistani, salah satu penjual es cuing asal Mirat, cuing sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu. Mistani sendiri telah menjalankan profesinya sebagai pedagang es cuing sejak tahun 1980-an.
Hanya bermodalkan uang senilai 20.000 rupiah sekaligus sepeda ontel, Mistani mampu membiayai kebutuhan hidup keluarganya. Hingga kini dia telah memiliki cucu, Mistani tetap bertahan sebagai penjual es cuing. Bahkan sejak tahun 2004, Mistani sudah mulai mencicil sepeda motor untuk menjalankan usahanya. Alhasil, untuk berkeliling menawarkan dagangannya, Mistani tak lagi menggunakan sepeda ontel.
IMG_0085 pa Mistani dan anak perempuannya yang sedang membantu membersihkan mangkuk tempat es cuing. dan di belakangnya, aku dan pa Agus sedang asyik ngobrol
.
Sayangnya, kemandirian warga selama puluhan tahun ini kurang didukung oleh pemerintah setempat. Tak pelak, meminjam modal kepada sesama pedagang sudah menjadi hal biasa di kalangan pedagang cuing. Selama ini para pedagang cuing juga belajar secara otodidak, belajar secara turun temurun dari keluarga. Di Mirat, tak ada satupun pedagang yang pernah mendapatkan bantuan, baik itu modal ataupun pelatihan untuk mengembangkan potensi usaha mereka.
“Selama ini pemerintah kurang respon, tidak ada yang namanya program pemerintah. Selama ini kami berjuang sendiri. Kalau ternyata kekurangan modal, biasanya kami kredit untuk membeli bahan dasar pembuatan es cuing,” ungkap Mistani, ketika ditemui Blakasuta pada Rabu.
Mistani juga mengaku hanya mengandalkan es cuing-nya, tidak jarang ada warga dari daerah lain yang belajar membuat cuing di Mirat. “Warga lain yang belajar membuat cuing di sini, biasanya juga mencari isteri di sini. Sehingga mereka bisa mempertahankan usahanya.
Sementara itu menurut Agus, salah satu warga Mirat, berharap agar pemerintah lebih memperhatikan potensi daerah yang bisa dikembangkan. “Dalam hal ini, pemerintah harusnya mampu menangkap peluang Desa Mirat sebagai potensi tersendiri. Mungkin tidak harus berupa materi, tetapi bagaimana agar mereka bisa meningkatkan kualitas produk, etos kerja, serta inisiatif untuk lebih mengembangkan usahanya,” ungkap dia. Karena, lanjut dia, sampai sekarang para penjual cuing ini minim perhatian pemerintah. Apalagi di tengah krisis global, mereka tak jarang harus pontang-panting cari modal atau bahkan meminjam modal.
(ditulis Oleh Alimah dalam majalah Blakasuta yang diterbitkan Fahmina Institute dengan judul “Desa Mirat: Daerah Produksi Cuing Terbesar Kurang Perhatian Pemerintah”)
Sumberhttp://menjadikosong.wordpress.com/2009/06/17/es-cuing/


Readmore »